Kolaborasi Penerbangan Melalui Pertamina Aviation Global Summit 2025
Jakarta, CNBC Indonesian - PT Pertamina Patra Niaga menggelar Pertamina Aviation Global Summit 2025, forum yang mempertemukan para pemangku kepentingan di industri penerbangan, Perusahaan energi, serta pemerintah dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik untuk memperkuat kolaborasi menuju masa depan aviasi rendah emisi.
Dengan tema "Empowering New Horizons of Aviation Toward Sustainability, Synergy & Global Collaboration", forum internasional ini sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu pemeran utama dalam pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF), sebagai bahan bakar ramah lingkungan yang menjadi kunci dekarbonisasi sektor penerbangan.
Pemerintah Indonesia menegaskan dukungan penuh terhadap inisiatif ini, Odo R. M. Manuhutu, Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, menyampaikan bahwa SAF menjadi bagian penting dalam peta jalan dekarbonisasi transportasi nasional, saat ini Pemerintah telah mengesahkan Tim Percepatan Pengembangan Industri SAF di Indonesia, yang terdiri dari berbagai Kementerian/Lembaga terkait.
"Kunci keberhasilan ada pada inovasi dan kolaborasi inklusif. Pemerintah sedang menyusun transport decarbonization plan mencakup darat, laut, dan udara, dan SAF menjadi pilar penting menuju net zero emission 2060," ungkap Odo melalui siaran pers yang diterima, Senin (10/11/2025).
Sementara itu, Alimuddin Baso, Direktur Pemasaran Pusat & Niaga Pertamina Patra Niaga pun menyebutkan bahwa melalui Pertamina Aviation Global Summit, ini merupakan bentuk komitmen Pertamina Patra Niaga untuk mengambil peran aktif dalam membangun ekosistem SAF secara konkret.
"Forum ini bukan hanya ruang berbagi gagasan, tetapi juga langkah strategis memperkuat kolaborasi lintas sektor menuju penerbangan yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing global," ujar Alimuddin Baso.
Pertamina juga telah mengantongi sertifikasi keberlanjutan yaitu International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) dan tengah menjajaki sistem ISCC Credit Transfer System guna memastikan transparansi dan traceability jejak karbon.
"Ke depan, Pertamina Patra Niaga akan terus memperkuat kapasitas pasokan Pertamina SAF, memperluas pengumpulan bahan baku lokal, serta membangun kemitraan strategis dengan mitra global. Transisi energi di sektor aviasi tidak dapat berjalan sendiri. Sinergi adalah kunci agar Indonesia dapat menjadi bagian penting dalam rantai pasok SAF dunia," tambah Alimuddin Baso.
Apresiasi terhadap langkah Pertamina juga datang dari para pemimpin industri penerbangan internasional. Kristof Van Passel, Head of Procurement Operations & Development Cathay Pacific Airways, menilai bahwa Indonesia memiliki arah kebijakan dan kemampuan teknis yang menjanjikan.
"Kami melihat keseriusan Pertamina dalam membangun rantai pasok SAF dari hulu hingga hilir. SAF adalah kunci dekarbonisasi aviasi, mampu mengurangi emisi hingga 80% tanpa perlu mengubah infrastruktur atau pesawat," ujar Kristof.
Cathay Pacific dan Pertamina juga menyepakati penjajakan kerja sama jangka panjang meliputi studi kelayakan bahan baku lokal, pengembangan rantai pasok, hingga potensi offtake agreement dan investasi bersama untuk proyek SAF di Indonesia.
Sementara itu, Daphne Tan, Associate Director Commercial Strategy, S&P Global Commodity Insights, menilai langkah Indonesia melalui Pertamina sebagai kemajuan besar.
"Dengan sumber daya seperti UCO, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif untuk menjadi pusat SAF di Asia. Sertifikasi ISCC yang dimiliki Pertamina menjadi bagian penting dalam menjelaskan ketertelusuran atas keberlanjutan rantai nilai SAF secara global," ujar Daphne.
Forum ini juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai perusahaan energi yang secara serentak menyampaikan apresiasi terhadap peran Indonesia dalam membangun ekosistem SAF di kawasan Asia Pasifik.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Pertamina Rombak Jajaran Direksi & Komisaris