Pertamina Bakal Investasi Kilang Minyak Modular? Ini Respons Dirut
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana membangun kilang minyak modular berkapasitas total 1 juta barel per hari (bph). Dalam pembangunan kilang ini, rencananya akan dilakukan di 17 lokasi.
Apakah PT Pertamina (Persero) sebagai pemilik mayoritas kilang minyak di dalam negeri akan turut berinvestasi pada proyek ini?
Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan bahwa Pertamina masih terus memantau perkembangan rencana tersebut. Pihaknya pada prinsipnya siap berpartisipasi dalam proyek kilang modular tersebut.
Menurut dia, konsep kilang modular yang dibangun di berbagai lokasi berpotensi memberikan efisiensi signifikan. Mengingat, hasil pengolahan minyak dapat langsung digunakan di wilayah tersebut.
"Tentunya kalau kita berpikir kilang modular itu karena posisinya di berbagai tempat, dengan demikian hasil pengolahan dari kilang itu bisa lebih efisien dan tentunya lebih harganya lebih murah ya, karena jika produksi di tempat itu kita tidak perlu transportation cost dan lain-lain, mungkin akan jauh lebih murah untuk nanti," kata Simon saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya telah diberikan arahan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan ketahanan energi di dalam negeri, salah satunya dengan pembangunan kilang minyak kapasitas total 1 juta barel per hari (bph).
"Nah terkait dengan kondisi itu, Pak Presiden memberikan arahan kepada kami untuk membangun kilang 1 juta barel untuk meningkatkan ketahanan energi nasional kita," ujar Bahlil dalam keterangan resmi, dikutip Senin (21/4/2025).
Menindaklanjuti hal tersebut, Bahlil mengatakan akan membentuk tim yang melibatkan Kementerian ESDM, SKK Migas, PT Pertamina (Persero), dan DEN untuk melakukan kajian pendalaman terkait kelayakan pembangunan kilang minyak.
Bahlil mencontohkan, biaya yang dibutuhkan untuk membangun kilang dengan kapasitas 500.000 bph saja diproyeksikan mencapai US$ 13 miliar atau setara Rp 215,3 triliun (asumsi kurs Rp 16.560 per US$).
"Kita lagi hitung ya. Memang sekarang ada dua konsep. Kalau kita membangun 500 ribu barel refinery itu asumsinya itu ada dua ya. Satu kalau kita membuat satu tempat itu sekitar US$ 12,5 sampai US$ 13 miliar," bebernya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (27/3/2025).
Artinya, jika kilang yang ingin dibangun memiliki kapasitas 1 juta bph, maka hitungan kasar investasi pembangunan kilang tersebut akan lebih tinggi dari US$ 16 miliar atau setara Rp 265 triliun.
Supaya bisa tetap merealisasikan rencana pembangunan kilang dengan kapasitas yang diinginkan itu, Bahlil mengatakan akan ada kilang-kilang di dalam negeri dengan berbagai kapasitas di beberapa lokasi yang akan terakumulasi menjadi kapasitas 1 juta bph.
Rencana pembangunan kilang minyak modular juga masuk ke dalam program hilrisasi yang diusulkan oleh Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional yang diketuai oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Bahlil telah menyerahkan dokumen pra-studi kelayakan atau pra-feasibility study (Pra-FS) atas 18 proyek hilirisasi ke Danantara pada Juli 2025 lalu. Adapun total nilai investasi dari 18 proyek ini mencapai US$ 38,63 miliar atau setara dengan Rp 618,3 triliun.
Dalam dokumen tersebut, salah satu proyek yang diusulkan adalah pembangunan kilang dan tangki penyimpanan minyak (oil storage) di berbagai wilayah. Tercatat, ada sebanyak 18 proyek kilang dan tangki minyak yang akan berdiri dari Aceh hingga Papua.
Mengacu data Kementerian ESDM, proyek ini masuk dalam daftar prioritas hilirisasi dan ketahanan energi nasional dengan investasi mencapai Rp 232 triliun. Terdiri dari proyek kilang senilai Rp 160 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 44.000 tenaga kerja, dan proyek tangki minyak senilai Rp 72 triliun dengan serapan tenaga kerja 6.960.
Adapun, proyek pembangunan kilang dan tangki minyak nantinya akan tersebar di 18 wilayah. Seperti Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Dongala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, dan Fakfak.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rakyat Boleh Ngebor Sumur Minyak, Hasilnya Dijual ke Pertamina-Exxon