DPR Cium Hal Aneh Terjadi Sebelum Kasus Kontaminasi Cs-137 Viral
Jakarta, CNBC Indonesia - Fakta baru terungkap dalam rapat Komisi VII DPR RI bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terkait kasus paparan radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di kawasan industri Cikande, Serang, Banten.
Kemenperin mengungkapkan, perusahaan sumber kontaminasi, PT Peter Metal Technology (PMT), ternyata sudah berhenti beroperasi jauh sebelum kasus radioaktif itu ramai diperbincangkan publik dan sebelum Amerika Serikat (AS) mengumumkan penolakan ekspor udang asal Indonesia karena terdeteksi Cs-137.
Hal ini terungkap saat Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Evita Nursanty mempertanyakan perbedaan waktu antara penutupan pabrik PMT, pengumuman resmi dari otoritas Amerika Serikat, dan tindakan penyegelan yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Ia menilai ada kemungkinan perusahaan tersebut sudah mengetahui adanya masalah sejak awal dan menutup pabriknya lebih dulu untuk menghindari tanggung jawab.
"PT PMT itu kan yang produksi baja. Itu kan baru ditutup bulan September?" tanya Evita dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI dengan Kemenperin dan Satgas Cs-137, Jakarta, Senin (10/11/2025).
"Mereka tutup di Juli. Sebelum Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) ke sana PT PMT sudah tutup," jawab Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta.
"Penyegelannya tanggal 11 September 2025?" tanya Evita lagi.
"Disegel benar September," jawab Setia menegaskan.
Evita lalu merinci kronologi yang dinilainya janggal. Ia menyebut PT PMT sudah menutup operasi pada Juli, padahal Food and Drug Administration (FDA) Amerika baru mengumumkan penolakan produk udang Indonesia karena Cs-137 pada Agustus.
"Nah yang saya mau tanya, itu PT PMT tutup bulan Juli 2025, sementara Amerika menginformasikan secara publik bulan Agustus. Jadi kan kita sebenarnya sudah curiga nih Pak, dia tutup bulan Juli, Amerika mengumumkan Agustus. Mungkin dia sudah tahu pada bulan Juli ini sudah ada case yang sedang ditangani FDA di AS. Supaya dia tidak tersangkut segala macam apa-apa, dia tutup perusahaannya pada bulan Juli itu," ujar Evita.
Evita menilai, penutupan tersebut bisa jadi langkah strategis PT PMT untuk menghindari tanggung jawab hukum setelah indikasi kontaminasi radioaktif mulai diketahui.
"Nah ini kan mesti dicek juga ini Pak, bulan Juli dia tutup, Agustus Amerika mengumumkan. Saya sih melihatnya dia sudah tahu nih, dia akan ada masalah dengan ekspor udang Indonesia. Dan itu indikasinya tuh dia jadi tertuduh pertama lah, karena dia yang peleburan baja, itu kan dia. Jadi saya bingung nih, dia nutup Juli, Agustus FDA mengumumkan, kemudian bulan September KLH baru menyegel. Nah ini kan jadi pertanyaan ya. Kalau menurut saya dia sudah dapat informan atau intel dia, kalau ada masalah dan itu terkait dengan dia problemnya," tukasnya.
Evita juga menyinggung soal tanggung jawab pembiayaan proses dekontaminasi di kawasan industri tersebut.
"Pertanyaan saya, biaya dekontaminasi yang dilakukan saat ini yang tanggung jawab siapa? Kawasan industrinya kah? Karena perusahaannya sudah tutup sekarang, ya kan. Menghindari tanggung jawab dia tutup perusahaannya. Kalau sudah tutup gimana mau minta pertanggungjawabannya. Ini saya melihat ada yang aneh di sini. Yang mana Satgas juga mesti cium dalam hal ini, dalam penutupan perusahaan ini," tegas dia.
Menanggapi hal itu, Setia Diarta menjelaskan, PT PMT memang beroperasi dalam waktu yang sangat singkat sebelum akhirnya ditutup. Ia mengakui penelusuran lebih lanjut menjadi sulit karena perusahaan tersebut sudah berhenti dan sebagian fasilitasnya dikarantina.
"Ini yang agak kesulitan kami menjawab. Operasi perusahaan ini tidak sampai setahun," kata Setia.
Ia menjelaskan, izin usaha PT PMT baru keluar pada Oktober 2024, namun perusahaan tersebut sudah berhenti beroperasi pada pertengahan 2025.
"Izin usahanya itu di Oktober 2024, Juli 2025 ini industri sudah tutup," jelas Setia.
Setia juga memaparkan hubungan waktu antara pengiriman barang dan temuan kasus di Amerika Serikat.
"Jadi Agustus barangnya masuk di Amerika, berarti barang yang masuk di Amerika di Agustus ini, paling tidak hitungan mundur dua bulan, berarti kiriman di bulan Juni. Logikanya begitu, karena ada transportasi," pungkasnya.
(dce)