Internasional

Tok! China Longgarkan Pembatasan Ekspor Mineral Penting

tfa, CNBC Indonesia
Senin, 10/11/2025 16:30 WIB
Foto: Tambang Tanah Jarang (Rare Earth) di China. (Foto: CNBC)

Jakarta, CNBC Indonesia - China melonggarkan sejumlah pembatasan ekspor mineral penting ke Amerika Serikat (AS). Ini menandai kelanjutan gencatan senjata dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.

Kementerian Perdagangan China pada menyatakan akan menangguhkan selama satu tahun sebagian pembatasan ekspor atas mineral strategis. Seperti unsur tanah jarang, material baterai litium, serta teknologi pemrosesan yang digunakan di sektor semikonduktor dan pertahanan.


"Langkah ini mencerminkan stabilitas dan kemajuan dalam kerja sama ekonomi China-AS," kata juru bicara Kementerian Perdagangan China dalam keterangan resminya, seperti dikutip CNBC International, Senin (10/11/202).

Kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan (Korsel), 30 Oktober. Dialog itu menghasilkan komitmen untuk menahan eskalasi konflik perdagangan.

Tak hanya itu, Beijing juga mencabut pembatasan balasan atas ekspor galium, germanium, antimon, serta material super keras seperti berlian sintetis dan boron nitrida. Pembatasan itu sebelumnya diberlakukan pada Desember 2024 sebagai respons terhadap langkah Washington memperluas larangan ekspor semikonduktor ke China.

China mengklasifikasikan material tersebut sebagai "barang dengan penggunaan ganda". Ini artinya dapat dimanfaatkan untuk keperluan sipil maupun militer.

"Kami berharap kebijakan ini dapat mendukung stabilitas rantai pasok global," ujar pejabat kementerian itu.

Negeri Tirai Bambu memang memegang dominasi atas produksi global sebagian besar mineral penting dan unsur tanah jarang. Beijing kerap menggunakan kebijakan ekspor sebagai alat tawar dalam negosiasi perdagangan dengan negara lain.

Sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan terbaru, Washington sepakat menurunkan tarif impor untuk produk China sebesar 10 poin persentase serta menangguhkan penerapan "tarif timbal balik" hingga 10 November 2026.

AS juga akan menunda penerapan aturan yang memasukkan anak perusahaan China ke dalam daftar hitam entitasnya, kebijakan yang sebelumnya diumumkan pada 29 September lalu.

Langkah saling melonggarkan ini dipandang sebagai tanda positif bagi hubungan dagang kedua negara yang selama ini diwarnai ketegangan akibat kontrol teknologi dan ekspor strategis.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mendag Sebut Negosiasi Tarif Dagang AS Rampung Bulan Ini