Internasional

Chaos! 1 Negara Rusuh Kakek 98 Tahun Menang Pemilu, 48 Orang Tewas

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 05/11/2025 21:40 WIB
Foto: Polisi anti huru hara berpatroli saat membubarkan protes oposisi yang menuntut transisi politik, menyusul pemilihan presiden 12 Oktober, di Garoua, Kamerun, 26 Oktober 2025. (REUTERS/Desire Danga Essigue)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kamerun diguncang aksi protes berdarah setelah terpilihnya kembali Presiden Paul Biya. Menurut dua sumber Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sedikitnya 48 warga sipil tewas akibat tindakan keras pasukan keamanan terhadap demonstran yang menolak hasil pemilu.

Sebagian besar korban meninggal karena tembakan peluru tajam. Sementara lainnya akibat pukulan benda tumpul seperti tongkat dan kayu.

"Data lapangan menunjukkan mayoritas korban adalah warga sipil yang tidak bersenjata," ujar salah satu sumber PBB kepada Reuters, dikutip Rabu (5/11/2025).


Kekerasan paling parah terjadi di wilayah pesisir, termasuk Douala, kota pelabuhan terbesar Kamerun. PBB mencatat tiga polisi juga tewas di kota tersebut.

Selain itu, 10 korban jiwa tercatat di wilayah utara. Termasuk Garoua, kampung halaman Tchiroma.

Kelompok masyarakat sipil Stand Up for Cameroon melaporkan sedikitnya 23 korban tewas pekan lalu akibat represi aparat sebelum data PBB dirilis.

Pemerintah Biya, yang kini berusia 92 tahun dan telah memimpin sejak 1982, belum memberikan keterangan resmi mengenai jumlah korban. Seorang juru bicara pemerintah juga tidak merespons permintaan komentar.

Biya dinyatakan menang dengan 53,66% suara, sementara pesaing utamanya, Issa Tchiroma Bakary, memperoleh 35,19%. Bakary, mantan menteri yang mundur pada Juni lalu, menolak hasil pemilu dan menyebut dirinya sebagai pemenang sah.

Meski ketegangan mereda pekan ini, oposisi menyerukan "karantina nasional" selama tiga hari sebagai bentuk protes damai terhadap hasil pemilu. Biya sendiri dijadwalkan dilantik pada Kamis (6/11/2025) untuk masa jabatan kedelapan.

 


(luc/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Maduro Puji Kritik PBB atas Serangan AS di Amerika Selatan