Prabowo Bangun 138,5 Km Jalan di Papua Selatan, Ini Efek Dahsyatnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menandatangani kontrak paket pekerjaan Pembangunan Jalan KSPP Wanam-Muting Segmen II di Provinsi Papua Selatan sepanjang 80,5 Km. Penandatanganan ini menandai langkah penting Kementerian PU dalam mempercepat infrastruktur konektivitas pada pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP) Wanam - Muting sepanjang 138,5 Km sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 2025.
Penandatanganan kontrak dilaksanakan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Papua Selatan, Ditjen Bina Marga Kementerian PU dengan kontraktor pelaksana KSO PT Hutama Karya (Persero), PT Nindya Karya, PT Batulicin Beton Asphalt, dan PT Modern Widya Tehnical dengan disaksikan oleh Menteri PU Dody Hanggodo dan Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti di Gedung Serbaguna Kementerian PU, Senin (3/11/2025).
Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur dasar dalam mendorong produktivitas kawasan.
"Merauke memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi pangan. Kementerian PU mendukung penuh melalui pembangunan infrastruktur sumber daya air dan konektivitas jalan agar kawasan ini dapat berproduksi sepanjang tahun dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat," ungkap Dody dalam keterangannya, Rabu (5/11/2025).
Dody juga menyampaikan bahwa Pembangunan Jalan KSPP Wanam-Muting Segmen II merupakan titik awal komitmen bersama untuk mempercepat pembangunan infrastruktur jalan di Kawasan Swasembada Pangan, Energi, dan Air Nasional (KSPEAN), yang menargetkan Merauke sebagai salah satu lumbung pangan baru di Indonesia Timur.
Pembangunan Jalan KSPP Wanam - Muting Segmen II memiliki arti strategis dalam mendukung konektivitas antarwilayah sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat di Papua Selatan. Pembangunan tersebut dapat menjadi contoh praktik terbaik (best practice) dalam pelaksanaan pembangunan jalan di kawasan timur Indonesia yakni pembangunan yang transparan, akuntabel, dan berorientasi pada hasil yang nyata.
Penandatangan paket kontrak ini telah melalui proses tender prakualifikasi sejak 11 Agustus 2025 dan dimenangkan oleh KSO PT Hutama Karya (Persero), PT Nindya Karya, PT Batulicin Beton Asphalt, dan PT Modern Widya Tehnical. Total nilai kontrak pekerjaan fisik sebesar Rp4,8 triliun dengan lingkup pembangunan jalan sepanjang 80,5 km dan tiga jembatan. Masa pelaksanaan kontrak paket ini selama 720 Hari Kalender dan ditargetkan selesai paling lambat 25 Oktober 2027.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Bina Marga Roy Rizali Anwar berpesan kepada penyedia jasa agar bekerja dengan profesional, disiplin, dan penuh tanggung jawab, menjaga kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi teknis, serta memastikan pelaksanaan tepat waktu dan tepat mutu. Roy juga meminta kepada seluruh pihak yang terlibat dalam Pembangunan Jalan KSPP Wanam-Muting Segmen II untuk memperhatikan aspek keselamatan kerja, kelestarian lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat lokal.
"Pembangunan Jalan KSPP Wanam-Muting ini merupakan bagian dari program berkelanjutan Direktorat Jenderal Bina Marga untuk mewujudkan kemandirian pangan, energi, dan air nasional. Keberhasilan proyek ini bergantung pada sinergi seluruh pihak pelaksana yang diharapkan dapat fokus pada mutu, keselamatan kerja, serta pemberdayaan masyarakat lokal sehingga mendatangkan manfaat ekonomi dan kesejahteraan bagi Papua Selatan," tuturnya.
Kementerian PU berharap pembangunan jalan ini dapat memperlancar arus logistik, memperkuat konektivitas antarwilayah, dan membuka akses bagi masyarakat menuju pusat produksi pangan di Papua Selatan, sehingga memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan dan kemandirian bangsa.
Proyek ini memiliki peran strategis dalam mendukung pengembangan KSPP di Papua Selatan. Sebagai bagian dari program ekstensifikasi pangan nasional, pembangunan ini juga diarahkan untuk membuka dan mengoptimalkan lahan-lahan baru di wilayah yang selama ini belum tergarap, termasuk hutan sekunder dan lahan tidur yang kemudian dikelola menjadi lahan pertanian berskala besar dan memperkuat kapasitas produksi tanaman utama-seperti padi, jagung, dan kedelai-sebagai fondasi ketahanan pangan Indonesia. Kawasan ini nantinya akan ditunjang oleh infrastruktur pertanian modern, termasuk jaringan irigasi dan berbagai fasilitas pendukung, guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian.
(wur/wur)