Rencana RI Impor Minyak dari AS, Ini Kabar Terbarunya

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Selasa, 04/11/2025 12:50 WIB
Foto: TIS Energy Group secara resmi mengumumkan penyelesaian proses akuisisi strategis atas Blok Sebuku dari Mubadala Energy, perusahaan minyak dan gas bumi asal Uni Emirat Arab (UEA), Kamis (31/07/2025). (Doc TIS Energy)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah masih menunggu hasil negosiasi perdagangan sebelum melanjutkan rencana impor minyak dari Amerika Serikat (AS). Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto.

Menurut dia, pembahasan lebih lanjut baru akan dilakukan setelah perjanjian dagang antara kedua negara ditandatangani.

"Ya nanti kita akan bahas sesudah perjanjian itu ditandatangani," ujar Airlangga ditemui di Jakarta, Selasa (4/11/2025).


Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan sejumlah alternatif skema kerja sama terkait impor bahan bakar energi dari AS. Namun sayangnya, ia tidak membeberkan secara detail.

"Sudah ada alternatif nanti kita bahas," katanya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah hingga kini masih membuka peluang mengimpor bahan bakar energi dari Amerika Serikat dengan nilai US$ 15 miliar atau setara Rp 244 triliun (asumsi kurs Rp 16.272 per US$). Tapi, rencana tersebut akan sangat bergantung pada kesepakatan tarif yang diajukan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan pihaknya telah menyiapkan alokasi belanja energi berkisar US$ 10-15 miliar, khusus untuk pembelian minyak dan LPG dari AS.

"Kami dari ESDM sudah mengalokasikan sekitar US$ 10-15 miliar untuk belanja di Amerika. Kalau tarifnya juga diturunkan. Tapi kalau enggak, berarti kan enggak ada deal dong? Nanti kita lihat lagi ya," ujar Bahlil di Gedung DPR RI, Senin (14/7/2025).


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Purbaya Pasang Tarif Bea Masuk Produk Benang Kapas