Sederet Upaya Pemprov DKI Jakarta Kembangkan Ekonomi Biru
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus mempertegas komitmennya untuk mengembangkan ekonomi biru di Tanah Air. Hal ditunjukkan dalam ajang Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) Network of Local Government (PNLG) Forum 2025 di Hotel Kempinski, Menteng, Jakarta Pusat, pada 16 September 2025 lalu.
Untuk diketahui, forum internasional tersebut menjadi wadah mempertemukan pemerintah daerah, akademisi, masyarakat sipil, hingga sektor swasta dari berbagai negara di Asia Timur dan Asia Tenggara dalam memperkuat kolaborasi membangun masa depan pesisir yang inklusif dan berkelanjutan.
"Jakarta merasa terhormat dapat menjamu mitra dari Asia Timur dan Asia Tenggara yang memiliki komitmen sama untuk membangun masa depan pesisir yang inklusif dan berkelanjutan. Sejak 2006, PNLG telah memainkan peran penting dalam penerapan sustainable development strategy bagi wilayah pesisir dan laut di Asia Timur," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (4/11/2025).
Di sisi lain, lanjut dia, Jakarta sebagai tuan rumah memiliki tanggung jawab sekaligus peluang besar dengan potensi garis pantai, kepulauan, dan perairan pesisir yang dimiliki. Untuk itu, pengembangan ekonomi biru dinilai menjadi langkah strategis, terutama di sektor perikanan, pariwisata, energi bersih, dan pelestarian lingkungan.
Rano Karno juga menyoroti tantangan nyata yang dihadapi kawasan perkotaan pesisir, seperti perubahan iklim, polusi, banjir, hingga erosi pantai yang berdampak pada ekosistem laut. Menurutnya, PNLG Forum 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat integrasi aksi iklim, konservasi alam, dan energi berkelanjutan.
"Sambil menikmati kebersamaan di Jakarta, mari kita menatap masa depan dengan optimisme. Semoga forum ini menghadirkan inovasi, mempererat kemitraan, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat serta lautan yang menyatukan kita," terang dia.
Sebagai informasi, PEMSEA merupakan organisasi regional yang fokus pada pembangunan berkelanjutan wilayah pesisir dan laut di Asia Timur. Organisasi ini menaungi PNLG sebagai wadah pemerintah daerah untuk berbagi pengalaman, memperkuat koordinasi, dan membangun kemitraan dalam pengelolaan pesisir terpadu.
Sejak dibentuk pada 2006, PNLG memiliki 55 anggota tetap dari sepuluh negara yang mana Jakarta telah bergabung sejak 2020. PNLG Forum 2025 mengusung tema "Menuju Ekonomi Biru yang Berkelanjutan dan Inklusif: Menghubungkan Iklim, Alam, dan Energi."
Lebih jauh, Pemprov DKI Jakarta juga mengambil langkah lain untuk bisa mendorong pengembangan ekonomi biru. Salah satu contohnya adalah Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata global yang memerlukan dukungan ketersediaan air bersih yang mencukupi. Pasalnya, air bersih masih menjadi tantangan untuk terpenuhi dengan baik bagi warga maupun wisatawan.
Foto: Dok: Pemprov DKIPemprov DKI |
Ketersediaan air bersih ini menjadi salah satu fokus dalam diskusi Ngobrolin Jakarta yang mengusung tema "Kepulauan Seribu Wisata Global" di Ruang Pola Kantor Kabupaten Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Kepulauan Seribu, Iwan P Samosir mengatakan, dialog ini membahas berbagai upaya untuk mendorong kemajuan Kepulauan Seribu. Menurutnya, topik yang dibahas meliputi pengembangan pariwisata bahari, peningkatan ekonomi biru, serta penyediaan air bersih yang masih menjadi tantangan utama di wilayah kepulauan.
"Kepulauan Seribu memiliki kekuatan besar, baik dari potensi bahari maupun ekonomi biru. Namun, semua itu harus memenuhi sejumlah prasyarat, mulai dari peningkatan wisata bahari, ketersediaan air bersih, hingga pengelolaan transportasi dan lingkungan," ujar dia dalam kesempatan terpisah.
Iwan juga menjelaskan, berdasarkan data kebutuhan air bersih bagi sekitar 30.000 jiwa penduduk Kepulauan Seribu mencapai 1,8 juta liter per hari. Namun, kapasitas produksi saat ini baru sekitar 1,45 juta liter per hari, sehingga masih terdapat kekurangan sekitar 350.000 liter per hari.
Sumber air bersih di Kepulauan Seribu berasal dari dua sistem, yakni Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) dan Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO). Namun, produksi dari kedua sistem tersebut belum sepenuhnya mampu mencukupi kebutuhan warga.
"Produksi dari BWRO dan pengelolaan lokal belum optimal. Kendalanya antara lain pengelolaan aset, perawatan instalasi, hingga koordinasi lintas instansi," terangnya.
Dia berharap, melalui pertemuan ini, Kepulauan Seribu dapat menjadi etalase pariwisata bahari sekaligus role model pembangunan berkelanjutan di DKI Jakarta. Untuk itu, diperlukan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, BUMD, dan masyarakat merupakan kunci utama untuk mewujudkan hal tersebut.
"Melalui dukungan semua pihak, kami ingin Kepulauan Seribu bukan hanya dikenal karena keindahan lautnya, tetapi juga karena tata kelola yang maju, ekonomi biru yang kuat, dan pelayanan publik yang merata," tegasnya.
Direktur Operasional PAM Jaya, Syahrul Hasan turut memaparkan, pihaknya terus berupaya memperluas layanan air bersih di Kepulauan Seribu. Saat ini, PAM Jaya telah melayani sekitar 4.397 rumah pelanggan dengan kapasitas produksi mencapai 18,5 liter per detik.
"Pengelolaan air bersih di wilayah pulau memiliki tantangan tersendiri dibandingkan wilayah darat. Kondisi lingkungan laut menyebabkan peralatan cepat mengalami korosi, sementara beberapa komponen penting tidak tersedia di dalam negeri," jelasnya.
Menurut Syahrul, proses pengelolaan air bersih di Kepulauan Seribu menggunakan alat khusus bernama high pressure pump yang hanya diproduksi di Denmark. Jika alat tersebut rusak, proses perbaikannya membutuhkan waktu lama karena diperlukan impor terlebih dahulu.
Selama ini, pembangunan infrastruktur air bersih di Kepulauan Seribu dilakukan oleh Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA), sehingga status aset berada di bawah pemerintah daerah.
"Hal ini sempat menjadi kendala bagi kami dalam melakukan investasi lanjutan. Alhamdulillah, dua bulan lalu aset tersebut sudah resmi diserahkan dari Dinas SDA kepada PAM Jaya," ucapnya.
Di sisi lain, Lintas Generasi Aktivis (LIGA) Pro Jakarta yang juga tokoh di Kelurahan Pulau Panggang, Tobaristani menuturkan, perlunya kesiapan Kepulauan Seribu untuk menyongsong Jakarta sebagai Kota Global dan lima abad Jakarta.
"Mulai dari air bersih, sarana transportasi, dan infrastruktur pariwisata harus terus dimaksimalkan. Sehingga, warga juga semakin sejahtera dengan menggeliatnya sektor pariwisata di Kepulauan Seribu," kata Toba.
Sosok yang juga Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Tahun 2023-2024 ini menambahkan, Kepulauan Seribu memiliki banyak potensi yang bisa digarap sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Saya berharap masukan dari diskusi ini bisa direalisasikan dan memberikan manfaat nyata, khususnya bagi warga di Kepulauan Seribu," tandasnya.
(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Baru Sepi Bak Kuburan, Pramono Turun Tangan-Mau Sulap Jadi Ini
Foto: Dok: Pemprov DKI