Geram Purbaya Sering Ditakut-takuti Soal AS-China: Kita Jadi Susah!

Zahwa Madjid,  CNBC Indonesia
04 November 2025 06:20
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa saat konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2025 di Jakarta, Senin (3/11/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa saat konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2025 di Jakarta, Senin (3/11/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menganggap pelemahan ekonomi negara-negara dengan kapasitas ekonomi besar, seperti Amerika Serikat dan China, tak akan banyak memberi efek tekanan ke ekonomi Indonesia.

Ia menjelaskan, kondisi ini disebabkan sebagian besar aktivitas ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh lingkungan domestik, setara 90% tanpa mempertimbangkan ekspor. Sisanya, atau sekitar 10% berasal dari efek aktivitas ekonomi global, termasuk negara-negara seperti AS dan China.

"Sehingga walaupun global gonjang-ganjing, kita enggak peduli, kekuatan domestic demand kita sekitar 90%, global hanya sekitar 10%," kata Purbaya saat rapat kerja dengan Komite IV DPD, dikutip Selasa (4/11/2025).

"Kalau ekspor mungkin 20% lah. Let's say 20%, kita masih 80% menguasai arah ekonomi kita," tegasnya.

Oleh sebab itu, Purbaya menekankan, ketika ada pihak-pihak yang menyatakan ekonomi Indonesia akan banyak tertekan tatkala ekonomi AS melemah dari kisaran 3% ke 2%, mereka sebatas menakut-nakuti sentimen pelaku ekonomi di dalam neger.

"Jadi ketika mereka bilang global ekonomi menjadi ancaman, saya agak bingung sebetulnya, harusnya enggak. Dia nakut-nakutin global ancur, kita jadi susah," tegas Purbaya.

Demikian juga dengan China. Purbaya menegaskan, meski ekonomi China terus mengalami perlambatan dari satu dekade terakhir di level kisaran 7% hingga saat menjadi kisaran 5% tak akan serta merta membuat ekonominya hancur dan mempengaruhi aktivitas ekonomi Indonesia.

Menurut Purbaya, ini karena China merupakan negara yang memiliki ideologi komunis, yakni seluruh instrumen ekonomi dikendalikan negara, mulai dari instrumen fiskal untuk memberikan stimulus, devisa, hingga moneter atau kebijakan suku bunga acuan.

"Jadi gampang aja dia kalau mau kasih stimulus ke perekonomian. Ini indikasinya kan jelas, mereka cukup pandai, dan saya termasuk enggak percaya China akan jatuh dalam waktu dekat," tegas Purbaya.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Buka-bukaan Alasan Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,12% di Kuartal II-2025

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular