1 TAHUN PRABOWO-GIBRAN

RI Punya Pembangkit Arus Laut Hingga Nuklir di Tahun 2032

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 31/10/2025 15:40 WIB
Foto: Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi memberikan pemaparan dalam program Prabowonomics “One Year of Prabowo’s Presidency”di Studio CNBC Indonesia, Jakarta, Jumat, 31/10/2025. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan, Indonesia akan memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut dan juga Pembangkit Nuklir di tahun 2032. Hal ini seperti yang sudah dicanangkan dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi menjelaskan bahwa pengembangan dua jenis energi baru terbarukan (EBT) tersebut menjadi strategi pemerintah untuk memperluas sumber energi bersih di luar yang sudah ada seperti surya, panas bumi, dan air.

"Kita memasukkan energi baru. Jadi energi baru bagaimana kita membangkitkan potensi arus laut. Jadi potensi laut itu juga sudah dimasukkan di dalam perencanaan dalam 10 tahun ini. Ada 40 Mega watt (MW) yang kita targetkan," ungkapnya dalam program Prabowonomics CNBC Indonesia, Jumat (31/10/2025).


Khusus PLTN, pemerintah berencana mengalirkan listriknya terhubung dengan jaringan listrik nasional pada tahun 2032 mendatang.

"Selain itu kita juga memasukkan nuklir. Menjadi salah satu bukti bahwa energi bersih ini memang direncanakan secara masif. Jadi target kita 500 MW di tahun 2032 itu on grid nuklir sudah dimasukkan ke dalam perencanaan," ujarnya.

Menurutnya, rencana tersebut juga sebagai komitmen pemerintah dalam memperluas diversifikasi energi dan mempercepat transisi menuju energi rendah karbon.

"Ini satu pijakan yang sangat agresif yang selama ini tidak pernah ada," tandasnya.

Dalam RUPTL 2025-2034 disebutkan, dari seluruh jenis pembangkit EBT, sumber energi surya memiliki porsi yang cukup besar yakni 17,1 GW. Kemudian, disusul oleh Air sebesar 11,7 GW, Angin sebesar 7,2 GW, Panas bumi sebesar 5,2 GW, Bioenergi sebesar 0,9 GW, dan Nuklir sebesar 0,5 GW.

Sementara itu, untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW dan batubara 6,3 GW.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Lawatan Trump di Asia Sarat Kepentingan, RI Diminta Waspada