BPD Kalteng Salah Input Data, Tito: Dana Ngendap Talaud Jadi Rp 2,6 T

Zahwa Madjid, CNBC Indonesia
Jumat, 31/10/2025 16:05 WIB
Foto: Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian dalam acara Pembukaan Apkasi Otonomi Expo 2025. (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan penyebab polemik perbedaan dana mengendap pemerintah daerah di bank, antara yang tercatat di Bank Indonesia (BI) dengan yang ada di kas daerah, disebabkan salah input data oleh BPD.

Tito mencontohkan, salah satu BPD yang salah input data itu ialah Bank Kalteng, yang malah memasukkan empat angka kode rekening kas Kabupaten Barito Utara menjadi Kabupaten Kepulauan Talaud.

Akibatnya, catatan dana mengendap atau menganggur daerah di Kabupaten Kepulauan Talaud yang tercatat di BI dan Kementerian Keuangan senilai Rp 2,6 triliun, padahal kapasitas APBN pemkab itu kata Tito hanya senilai Rp 800 miliar per tahun.


"Ini salah input. Jadi yang punya uang Rp 2,6 triliun itulah Kabupaten Barito Utara. Itu daerah yang kaya dengan batu bara dan lain-lain. Nah dimasukkan datanya, kodenya, rekeningnya Talaud, sehingga terbaca punya Talaud, Sulawesi Utara, Rp 2,6 triliun," kata Tito di kawasan Jakarta International Convention Center, Jumat (31/10/2025).

Tito mengaku juga sudah mengonfirmasi hal ini ke Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud. Kata dia, saldo kas pemkab itu malah hanya tersisa Rp 62 miliar.

"Waktu saya ke Manado, lucu juga bupatinya. Ketika saya tanya Pak Bupati, itu betul punya Rp 2,6 triliun? meskipun saya tahu, kami sudah ngecek duluan, sisanya Rp 62 miliar, dia bukan menyalahkan, malah bilang tolonglah bapak, kalau bisa Rp 2,6 triliun itu bisa masuk ke kami, bisa jadi kami punya uang kami beneran, jadi salah input," tegas Tito.

Selain Talaud, Tito mengatakan kesalahan input data kas Pemda oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) ke sistem Bank Indonesia itu juga dilakukan oleh Bank Kaltim. BPD itu ia sebut memasukkan data kas Pemkot Banjarbaru Rp 5,16 triliun. Padahal, kapasitas fiskalnya hanya sekitar Rp 1,6 triliun.

"Rupanya peng-inputnya yaitu BPD Bank Kalsel, meng-input Rp 5,1 triliun itu simpanannya provinsi, dimasukkan sebagai simpanannya, dilaporkan sebagai simpanannya Kota Banjarbaru. Otomatis di BI tercatat punya Kota Banjarbaru," paparnya.


(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mendagri Minta BPS Rilis Data Ekonomi Daerah Secara Mingguan