Internasional

Update Polisi Gerebek Markas Geng Kriminal, 121 Orang Tewas

tfa, CNBC Indonesia
Jumat, 31/10/2025 15:00 WIB
Foto: REUTERS/Aline Massuca

Jakarta, CNBC Indonesia - Penggerebekan polisi terhadap geng kriminal dan narkotika di Rio de Janeiro, Brasil, menewaskan 121 orang. Dilaporkan bagaimana rata-rata dibunuh saat menghindari operasi polisi Selasa, dengan beberapa mayat ditemukan di pinggiran hutan dan dengan kondisi dipenggal.

Dalam update Reuters Jumat (31/10/2025), suasana duka menyelimuti kamar mayat di Rio de Janeiro, Brasil, Kamis waktu setempat. Keluarga korban berbaris untuk mengidentifikasi kerabat mereka yang tewas dalam penggerebekan polisi paling mematikan dalam sejarah negeri itu.

Operasi polisi sebenarnya menargetkan geng Comando Vermelho, kelompok yang mengendalikan perdagangan narkoba di sejumlah favela, kawasan padat penduduk di perbukitan Rio. Baku tembak pecah sejak Selasa malam.

"Setiap pelanggaran yang mungkin terjadi, yang saya yakini tidak terjadi, akan diselidiki," kata Sekretaris Keamanan Negara Bagian Rio, Victor Santos.


Namun, kesaksian warga memunculkan tudingan kekerasan berlebihan. Sejumlah penduduk mengaku menemukan korban dengan tangan terikat dan tanda-tanda penyiksaan.

Kondisi ini memicu kemarahan publik di Brasil. Tahun lalu negara ini dilaporkan mencatat lebih dari 6.000 kematian akibat tindakan polisi.

Meski menuai kritik, Gubernur Rio de Janeiro Claudio Castro membela operasi itu. Castro bahkan dijadwalkan bertemu sejumlah gubernur berhaluan kanan yang datang ke Rio untuk menunjukkan dukungan terhadap operasi besar-besaran tersebut.

"Satu-satunya korban sebenarnya adalah para petugas yang gugur. Semua korban lainnya adalah penjahat," tegasnya.

Di sisi lain, Presiden Luiz Inácio Lula da Silva mengambil sikap hati-hati. Ia menegaskan perlunya koordinasi nasional dalam memerangi kejahatan terorganisir tanpa membahayakan warga sipil.

"Pemerintah Brasil tidak menoleransi organisasi kriminal dan akan memerangi mereka dengan semangat yang semakin besar," tulis Lula di media sosial.

Pada Kamis, Lula menandatangani undang-undang baru untuk memperkuat perlindungan bagi aparat penegak hukum yang terlibat dalam pemberantasan kejahatan terorganisir.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penyelidikan menyeluruh atas tingginya korban jiwa dalam operasi tersebut. Anggota Kongres sayap kiri Taliria Petrone juga menuding operasi itu sarat pelanggaran HAM.

"Kami menuntut kebenaran, keadilan, dan akuntabilitas atas pembantaian lain di favela," tulis Petrone di media sosial.

Menteri Kehakiman Brasil Ricardo Lewandowski mengatakan pemerintah federal terkejut dengan skala operasi yang dilakukan kepolisian negara bagian. Ia memastikan operasi tersebut tidak berkaitan dengan acara global yang akan digelar Rio pekan depan, termasuk KTT C40 para wali kota dunia dan Penghargaan Earthshot Pangeran William.


(tfa/șef/tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Sambut Kunjungan Presiden Brasil di Istana Merdeka