Internasional

Titik Nadir Perang Dagang Ditentukan Korea, Trump-Xi Jinping '4 Mata'

sef, CNBC Indonesia
29 October 2025 06:32
Presiden AS Donald Trump, kiri, bertemu dengan Presiden China Xi Jinping selama pertemuan di sela-sela KTT G-20 di Osaka, Jepang. (AP Photo/Susan Walsh/File Foto)
Foto: Presiden AS Donald Trump, kiri, bertemu dengan Presiden China Xi Jinping selama pertemuan di sela-sela KTT G-20 di Osaka, Jepang. (AP/Susan Walsh/File Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Titik nadir perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China akan ditentukan di Korea Selatan (Korsel). Bagaimana tidak, Presiden AS Donald Trump kini sedang menuju Korsel, tempat pertemuan penting dengan Presiden China Xi Jinping.

Pertemuan itu dapat menghasilkan gencatan senjata dalam perang dagang yang memanas antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut. Tapi kunjungan dua hari Trump ke sekutu utama AS di Asia itu juga bisa berarti "perang tarif" baru yang lebih berkobar.

Perlu diketahui, perjalanan Trump merupakan bagian ketiga dari rangkaian kunjungan kenegaraan ke Asia. Ia sebelumnya mendatangi KTT ASEAN di Malaysia dan bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Sanae Takaichi di Jepang.

Kali ini Trump ke Busan untuk menghadiri puncak KTT APEC . Kamis, Trump dan Xi akan bertemu, pertama kalinya dalam enam tahun terakhir.

Lalu apa yang akan dibahas?

Para negosiator dari Beijing dan Washington sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa sebuah "kerangka kerja" dalam hal perdagangan telah disepakati di Malaysia.

Sekarang, Trump dan Xi, yang akan bertemu untuk menandatanganinya.

"Tampaknya ada ketidaksesuaian dalam hal posisi kedua negara menjelang KTT Trump-Xi," kata seorang analis di International Crisis Group, William Yang, dikutip AFP, Rabu (29/10/2025).

"AS sangat ingin mencapai kesepakatan perdagangan apa pun yang dapat dinyatakan Trump sebagai kemenangan", tambahnya.

"China berfokus pada membangun lebih banyak rasa saling percaya, mengelola perbedaan yang telah lama ada, dan memantapkan hubungan perdagangan bilateral," jelasnya lagi.

Pertemuan dengan Korsel

Sementara itu, selain ke Busan, Trump akan menuju Gyeongju untuk menghadiri pertemuan puncak dengan Presiden Korsel Lee Jae Myung. Pembicaraan tatap muka kedua mereka hanya dua bulan setelah pertemuan di Washington.

Pembahasan kemungkinan akan difokuskan pada perdagangan, karena kedua belah pihak masih menemui jalan buntu mengenai kesepakatan antara mitra ekonomi utama. Pada bulan Juli, Trump mengatakan Washington telah setuju untuk memangkas tarif impor Korea Selatan menjadi 15% dengan imbalan janji investasi sebesar US$350 miliar dari Seoul.

Namun, tarif otomotif yang tinggi masih berlaku, dan kedua pemerintah masih terpecah belah mengenai struktur janji investasi tersebut. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengakui pada hari Senin bahwa masih ada "banyak detail yang harus diselesaikan" dalam apa yang disebutnya sebagai kesepakatan yang "rumit", sementara Trump membantah adanya "kendala" dalam perundingan tersebut.

Pertemuan dengan Kim Jong Un

Menambah drama diplomatik yang tinggi, Trump juga telah memberikan undangan kepada pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un untuk bertemu saat ia berada di semenanjung Korea. Kedua pemimpin terakhir kali bertemu pada tahun 2019 di Zona Demiliterisasi (DMZ), perbatasan Perang Dingin yang menegangkan yang telah memisahkan kedua Korea selama beberapa dekade.

Trump mengatakan bahwa ia akan "senang bertemu" Kim dan bahkan menyarankan sanksi dapat menjadi topik pembicaraan. Namun Korut belum menanggapi undangan tersebut secara terbuka. Para pejabat di Seoul tampak terpecah mengenai apakah undangan tersebut akan tetap dilaksanakan.

Kim mengatakan bulan lalu bahwa ia memiliki "kenangan indah" tentang pertemuannya dengan Trump. Ia juga menyatakan keterbukaannya untuk berunding jika Amerika Serikat membatalkan tuntutan "delusi"-nya agar Pyongyang menyerahkan senjata nuklirnya.

"Trump telah menegaskan bahwa ia ingin bertemu," ujar Chad O'Carroll, pendiri situs web spesialis NK News, kepada AFP.

"Keputusan ada di tangan Kim Jong Un."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Xi Jinping Respons Seruan 'Perang' Terbaru Trump, Dunia Bisa Amburadul

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular