SARASEHAN 100 EKONOM INDONESIA

Terungkap! Ini Alasan Purbaya Ogah Naikkan Pajak & Cukai Rokok

Zahwa Madjid,  CNBC Indonesia
28 October 2025 15:45
Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa saat menyampaikan paparan dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa saat menyampaikan paparan dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengakui bahwa perekonomian Indonesia tengah melambat ketika ditunjuk menjadi Bendahara Negara oleh Presiden Prabowo Subianto pada awal September lalu.

Purbaya mengatakan perlambatan ini dibarengi dengan kebijakan yang tidak terlalu akurat. Contohnya adalah kebijakan pajak. Pada saat ekonomi sedang turun, seharusnya pemerintah menerapkan kebijakan yang countercyclical. Namun, ketika ekonomi melemah, kebijakannya justru procyclical atau melawan siklus bisnis.

"Jadi ketika ekonomi jatuh seperti itu, kalau kita kenakan pajak dimana-mana semuanya buka countercyclical, itu pro," ujar Purbaya dalam Sarasehan 100 Ekonom INDEF, Selasa (28/10/2025).

Atas dasar ini, dia memilih tidak menaikkan pajak karena tidak ada gunanya. Kebijakan yang dia pilih justru procyclical dengan mengoptimalkan semua uang pemerintah yang ada.

Begitu juga dengan kebijakan cukai. Purbaya sudah memutuskan untuk tidak menaikkan cukai hasil tembakau (CHT) pada 2026. Kebijakan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di mana cukai naik secara agresif.

"Untungnya saya gak sebodoh itu agak pintar dikit lah kebijakan procyclical yang saya kerjakan adalah mengoptimalkan semua uang yang ada," paparnya.

Dia pun melihat ternyata uang pemerintah yang disimpan di dalam bank sentral banyak sekali, hingga Rp 400 triliun - Rp 500 triliun. Dana tersebut digunakan untuk mendorong perekonomian melalui berbagai skema.

Misalnya mengeluarkan Rp 200 triliun dan menempatkannya di Himbara. 

"Saya balikin Rp 200, orang bilang itu langkah luar biasa, padahal itu gampang ga mikir," katanya. Di samping itu, Purbaya juga memonitor penyerapan anggaran oleh Kementerian Lembaga, terutama yang terlibat dengan program prioritas.

Purbaya optimistis ekonomi bisa tumbuh 5,5% pada kuartal IV-2025, sehingga secara keseluruhan tahun bisa menyentuh level 5,2%. Sementara pada tahun depan, ekonomi diharapkan bisa mencapai 6%.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gantikan Sri Mulyani, Purbaya Dapat Tugas Penting Ini dari Prabowo

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular