Geger! Turis Kaya Bayar Rp1,6 M untuk Berburu & Tembaki Manusia
Jakarta, CNBC Indonesia - Jaksa di Milan, Italia, memulai penyelidikan mengejutkan terkait dugaan adanya "turis penembak jitu" kaya raya, yang membayar hingga 100.000 euro atau setara Rp1,6 miliar, untuk menembaki warga sipil selama Pengepungan Sarajevo pada 1990-an. Klaim keji ini menyebut para turis bahkan membayar lebih mahal untuk menargetkan anak-anak, dalam apa yang kini dijuluki sebagai "safari manusia".
Penyelidikan dipicu oleh laporan jurnalis Italia, Ezio Gavazzeni, yang mengaku menemukan bukti bahwa milisi Serbia Bosnia menyediakan akses khusus bagi orang asing kaya untuk mencoba "pengalaman menembak" dari bukit-bukit Sarajevo. Menurutnya, para peserta bukan kombatan atau individu bermotivasi politik, melainkan murni pecinta senjata yang membeli sensasi ekstrem.
"Tidak ada motivasi politik atau agama,"Â ujar Gavazzeni, seperti dikutip Anadolu Agency, Kamis (20/11/2025).
"Mereka adalah orang-orang kaya yang pergi ke sana untuk bersenang-senang dan kepuasan pribadi," tambahnya.
Dalam laporannya, Gavazzeni menyebut turis-turis tersebut berasal dari berbagai negara Barat dan diduga berangkat dari kota Trieste setiap akhir pekan menuju posisi sniper di Sarajevo. Para peserta disebut membayar antara 80.000 euro hingga 100.000 euro (sekitar Rp1,36 miliar hingga Rp1,7 miliar) untuk ikut dalam "perburuan manusia", dengan tarif berbeda bergantung pada jenis target.
Jaksa Milan Alessandro Gobbis telah membuka berkas perkara dengan dakwaan pembunuhan berencana yang dilakukan dengan kekejaman dan motif rendah. Sejumlah warga Italia dari Milan, Turin, dan Trieste disebut tengah diidentifikasi, termasuk seorang pemilik klinik kosmetik.
Sementara itu, Konsulat Bosnia di Milan menegaskan dukungan penuh atas penyelidikan tersebut. "Kami tidak sabar untuk mengungkap kebenaran tentang kasus yang begitu kejam ini demi menutup lembaran sejarah," ujar juru bicara konsulat.
Pengepungan Sarajevo, yang berlangsung antara 1992 hingga 1996, menyebabkan lebih dari 11.000 warga sipil tewas, termasuk lebih dari 1.600 anak. Tuduhan bahwa sebagian dari korban itu jatuh akibat aksi "turis penembak jitu" memperunyam luka sejarah yang sudah mendalam.
Pihak kejaksaan kini fokus mengidentifikasi pelaku serta memverifikasi bukti yang dikumpulkan dari mantan intelijen Bosnia dan kesaksian bekas anggota milisi Serbia. Jika terbukti, kasus ini berpotensi membuka salah satu praktik kejahatan perang paling keji yang pernah menyeruak setelah Perang Balkan.
[Gambas:Video CNBC]