Jawa Tengah Bakal Punya KRL, Ini Rencana Rutenya

Wiji Nur Hayat, CNBC Indonesia
Minggu, 26/10/2025 06:30 WIB
Foto: Rangkaian kereta rel listrik (KRL) baru seri Commuter Line Indonesia (CLI)-125 memasuk peron di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (3/6/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah daerah di Jawa tengah dilirik untuk dibangun failitas KRL Commuter Line. Selain di Jawa Barat seperti rute Cikarang-Cikampek dan Padalarang-Cicalengka, provinsi Jawa Tengah juga tengah dilirik untuk dibangun elektrifikasi kereta api.

Salah satu jalur kereta api di Jawa Tengah yang dilirik untuk dielektrifikasi adalah relasi Semarang - Batang - Pekalongan serta arah timur menuju Demak.

"Pola perjalanan pekerja di Jawa Tengah cukup dinamis. Dengan adanya sistem commuter line, mobilitas tenaga kerja dapat terlayani dengan lebih baik sekaligus mengurangi ketergantungan pada transportasi jalan raya," ungkap Executive Vice President (EVP) of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji dalam keterangannya, Minggu (26/10/2025).


Sementara itu, untuk angkutan barang di Jawa Tengah, Agus menyatakan pembangunan dry port di wilayah Kabupaten Batang merupakan langkah strategis dalam mengantisipasi pesatnya pertumbuhan kawasan industri. Saat ini, sejumlah kawasan industri seperti Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang, Kawasan Industri Kendal, dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menunjukkan perkembangan signifikan dengan potensi ratusan tenant besar yang membutuhkan dukungan logistik efisien dan berkelanjutan.

Foto: Situasi terkini di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (29/8/2025). (CNBC Indonesia/Robertus Andrianto)
Situasi terkini di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (29/8/2025). (CNBC Indonesia/Robertus Andrianto)

"Kawasan industri yang terus berkembang membutuhkan konektivitas logistik yang terintegrasi. Melalui dry port berbasis rel, KAI ingin menghadirkan solusi distribusi barang yang lebih cepat, ramah lingkungan, dan berbiaya kompetitif," bebernya.

Agus menambahkan, pengangkutan barang menggunakan moda kereta api memiliki keunggulan efisiensi yang signifikan dibandingkan transportasi jalan raya. Dari sisi konsumsi bahan bakar, angkutan berbasis rel tercatat 6-8 kali lebih hemat dibandingkan moda truk, sehingga dapat menekan biaya logistik nasional sekaligus mendukung pengurangan emisi karbon.

"Efisiensi ini menjadi alasan kuat mengapa kami ingin memperkuat jaringan logistik berbasis rel. Ke depan, dry port yang akan dibangun di Batang akan dirancang semodern mungkin dengan sistem bongkar muat (loading dan unloading) yang cepat, aman, dan terintegrasi dengan kawasan industri di sekitarnya," jelasnya.


(wur/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Teknologi IoT & AI Dorong Modernisasi Industri Sarang Walet RI