
Purbaya: Inflasi 2,5%, BI Rate Harus 3,5% & Bunga Kredit Turun ke 7%

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, Bank Indonesia (BI) bisa terus didorong menetapkan suku bung acuan BI Rate kembali ke level rendah, yakni 3,5%, dari saat ini masih di level 4,75% berdasarkan hasil rapat dewan gubernur per 17 September 2025.
Purbaya mengatakan, salah satu cara untuk mendorong penurunan suku bunga acuan BI Rate ke level rendah, seperti periode Februari 2021-Juli 2022 adalah dengan menjaga tekanan inflasi sesuai dengan target yang telah mereka gariskan yakni di kisaran 2,5%.
"Kalau inflasi bisa terus-terusan 2,5%, BI harus dipaksa, pelan-pelan akan bisa dipaksa menurunkan suku bunga acuannya ke 3,5%. Harusnya bunga pinjamannya juga turun ke 7% atau lebih rendah lagi," kata Purbaya saat menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (20/10/2025).
Purbaya mengatakan, pemerintah sebetulnya telah fokus berupaya mengendalikan inflasi ini di tingkat pusat maupun daerah melalui pembentukan tim pengendali inflasi pusat (TPIP) maupun tim pengendali inflasi daerah (TPID).
Tujuannya, sedari awal kata dia memang untuk mendorong BI supaya terus menjaga level suku bunga rendah. Sebab, pemerintah kata Purbaya akhirnya menyadari bahwa kebijakan utama bank sentral adalah inflation targeting regime, yakni bunga dikendalikan sesuai dengan inflasi atau bunga untuk mengendalikan inflasi.
"Biasanya sih bunganya berapa persen di atas inflasi, kalau inflasinya misal 7% dia bunga acuannya bisa 8% atau lebih sedikit, bunga pinjamannya lebih tinggi lagi," kata Purbaya.
Oleh sebab itu, ia mengatakan, pemerintah selama ini sepakat dengan BI untuk menargetkan inflasi terkendali serendah mungkin. Alasannya supaya BI bisa menurunkan suku bunga ke level rendah, sehingga bunga pnjaman bisa terus turun untuk mendorong aktivtias perekonomian.
"Karena pemerintah waktu itu enggak bisa mengendalikan bank sentral, jadi cara kita kendalikan bank sentaral adalah mengendalinkan inflasi ini," papar Purbaya.
"Kalau itu yang terjadi maka ekonomi kita bisa tumbuh lebih cepat lagi atau paling enggak bisa bersaing dengan negara lain, karena di Malaysia bunga pinjaman paling 5%, kalau di sini ketinggian ya perusahaan kita kalah bersaing," tegasnya.
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kandidat Calon Deputi Gubernur BI Bicara Peluang Penurunan Suku Bunga
