
Indonesia Catat Surplus Neraca Perdagangan Lawan Beberapa Negara Ini

Tangerang, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut neraca perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus sepanjang tahun 2025. Terdapat sejumlah negara penyumbang surplus neraca perdagangan yang tinggi terhadap Indonesia selama tahun ini.
Analis Perdagangan Ahli Madya, Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertambangan, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Damar Wijayanto mengatakan, selama Januari-Agustus 2025, Indonesia membukukan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 29,14 miliar. Indonesia pun masih berhasil mempertahankan tren positif surplus neraca perdagangan yang dimulai sejak 2020 lalu.
Industri pengolahan masih menjadi kontributor utama ekspor Indonesia sepanjang Januari-Agustus 2025 dengan kontribusi sebesar 79,92% dari total ekspor. Di sisi lain, bahan baku penolong menjadi penyumbang utama impor Indonesia dengan porsi kontribusi sebesar 70,89% hingga Agustus 2025.
Lebih lanjut, Indonesia mampu membukukan surplus neraca perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) mencapai US$ 14,09 miliar hingga Agustus 2025. Hasil ini cukup mempengaruhi realisasi neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan.
Bila dirinci, Indonesia sanggup mengekspor berbagai produk ke AS sebanyak US$ 20,60 miliar pada Januari-Agustus 2025. Adapun impor AS ke Indonesia hanya berjumlah US$ 6,51 miliar.
Damar mengaku, selisih ekspor dan impor tersebut sempat menimbulkan gonjang-ganjing ketika Presiden AS Donald Trump menerapkan kebijakan tarif kepada berbagai negara mitra.
"Makanya kita harus bernegosiasi, karena kita lihat di sini suplusnya cukup lumayan besar dengan Amerika Serikat. Negosiasi tersebut, tarifnya juga sudah menurun, yang tadinya kita dikumpul sampai 30%, sekarang sudah turun sekitar 10-19%," ungkap dia dalam acara Seminar Trade Expo Indonesia 2025 : Turning Trade Challenges into Opportunities: Indonesia Response to Anti-Circumvention and Cross-Border Subsidies Allegation in the World, dikutip Sabtu (18/10/2025)
Tak hanya AS, sepanjang Januari-Agustus 2025, Indonesia juga mampu meraih surplus neraca perdagangan yang tinggi dengan India sebesar US$ 9,47 miliar, Filipina sebesar US$ 5,81 miliar, Malaysia sebesar US$ 4,08 miliar, dan Belanda sebesar US$ 3,05 miliar.
Sebaliknya, Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan dengan China sebesar US$ 14,32 miliar pada Januari-Agustus 2025. Angka ini berasal dari capaian ekspor Indonesia ke China sebesar US$ 40,44 miliar, sedangkan impor China ke Indonesia menyentuh US$ 54,76 miliar.
"Tadi sudah disampaikan bahwa barang-barang dari China akan lebih murah, jadi cukup membanjiri negara kita," ujar dia.
Selain China, Indonesia juga mencatatkan defisit neraca perdagangan yang tergolong tinggi pada periode Januari-Agustus 2025 dengan Australia sebesar US$ 3,05 miliar, kemudian Brazil sebesar US$ 1,09 miliar, Thailand sebesar US$ 1,04 miliar, serta Kanada sebesar US$ 0,73 miliar.
(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meningkat 8,03%, Ekspor RI Sentuh US$ 160 M hingga Juli 2025
