Luhut Minta INA Disuntik Dana Nganggur APBN, Purbaya Jawab Begini
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa buka suara ihwal usulan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan tentang penempatan dana menganggur pemerintah yang juga sebaiknya ditempatkan di Indonesia Investment Authority (INA).
Luhut mengungkapkan penempatan dana yang dilakukan Purbaya ke lima bank milik negara senilai Rp 200 triliun per 12 September 2025 sebetulnya juga akan sangat bermanfaat bila turut dilakukan terhadap INA, yang notabene nya merupakan sovereign wealth fund pemerintah.
Menurut Purbaya, usulan Luhut terkait penempatan dana ke INA senilai Rp 50 triliun itu bagus-bagus saja untuk leverage dana menganggur pemerintah. Namun, ia merasa INA sendiri masih banyak kepemilikan dana menganggur yang belum bisa dikelola untuk memaksimalkan leverage.
"Itu mungkin masukan yang bagus. Tapi saya akan lihat. INA juga ini masih banyak uang nganggur juga.
INA juga sepertinya banyak uang yang belum dioptimalkan juga," tegas Luhut di kawasan JS Luwansa, Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Purbaya menegaskan, bila pemerintah menempatkan dana menganggur kepada lembaga yang juga belum bisa memaksimalkan dana idlenya tak akan bermanfaat bagi perekonomian negara. Malah, kemungkinan besarnya justru digunakan untuk obligasi.
"Kalau saya kasih begitu, kan makin banyak yang nganggur. Kalau dia cuma memainkan untuk ditaruh di obligasi atau diposito saja, ya buat apa?," tutur Purbaya.
Purbaya juga menegaskan, usulan yang disampaikan Luhut belum pernah disampaikan secara langsung oleh manajemen INA kepada dirinya. Maka, dia belum berencana merealisasikan penempatan dana menganggur pemerintah itu ke INA.
"Tapi nanti saya lihat. Mereka belum minta itu, dan Saya soalnya baru rapat 2 minggu yang lalu dengan mereka," tutur Purbaya.
(arj/mij)