Purbaya Tanggapi Usul Luhut Soal INA: Kalau Cuma Beli Bond, Buat Apa?

Zahwa Madjid, CNBC Indonesia
17 October 2025 15:02
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan pemaparan dalam program Squawk Box CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (10/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan pemaparan dalam program Squawk Box CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (10/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia-Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menganggap penempatan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Indonesia Investment Authority (INA) sebagai usul yang bagus, asalkan bisa mengalir ke sektor rill dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.

Hanya saja, kata Purbaya sebagian besar dana kelola INA kini ditempatkan pada obligasi.

"Saya nggak mau kasih uang ke sana, nanti uangnya dibelikan bond lagi, buat apa?," ungkapnya di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (17/10/2025)

Diketahui usulan tersebut muncul dari Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan. Luhut mengungkapkan penempatan dana yang dilakukan Purbaya ke lima bank milik negara senilai Rp 200 triliun per 12 September 2025 sebetulnya juga akan sangat bermanfaat bila turut dilakukan terhadap INA, yang notabene nya merupakan sovereign wealth fund pemerintah.

Pembentukan INA diharapkan mampu menarik investor asing ke Indonesia dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi.

"Kan INA kan harusnya mengundang investor asing. Itu kan sovereign wealth fund, bukan domestik saja. Kita naruh lho, Rp70 triliun di situ," ujarnya.

Hal yang sama, menurut Purbaya juga terjadi pada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia). Purbaya mengkritik keras langkah Danantara dengan justru membeli obligasi yang diterbitkan pemerintah.

"Kayak di Danantara kan gitu, sebagian besar masih bond kan kemarin? Makanya saya agak kritik waktu meeting itu kan. Kok lu taruh bond? Kalau gitu mah, lu nggak jago-jago amat," jelasnya.

Danantara, kata Purbaya beralasan ini karena Danantara baru terbentuk sehingga belum bisa masuk ke sektor rill.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Genjot Penerimaan, Purbaya Tidak Akan Kenakan Pajak Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular