Cerita Prabowo Soal Telepon Trump & Komitmen RI di Gaza
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan cerita di balik pertemuan delapan negara muslim dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela acara Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhir September 2025.
Pertemuan yang digelar di New York itu dilakukan untuk menyepakati solusi penyelesaian konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina di Gaza. Indonesia, kata Prabowo, dihubungi langsung oleh Trump untuk hadir dalam pertemuan itu.
"Indonesia dianggap sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, jadi kami diundang. Dan beliau memaparkan rencananya. Kami meninjau rencana itu, kami berdiskusi. Rencana itu memberi kami harapan," kata Prabowo dalam acara Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta, dikutip Kamis (16/10/2025).
Dari hasil pertemuan itu, Prabowo menceritakan, para pemimpin negara muslim dunia, yang terdiri dari Qatar, Jordan, Turkey, Pakistan, Indonesia, Egypt, United Arab Emirates dan Saudi Arabia puas dengan rencana penyelesaian konflik yang Trump ajukan.
"Beberapa pemimpin Arab lainnya berkata bisa menerima rencana ini, menyukainya, memberi kami harapan," ucap Prabowo.
Menurut Prabowo, Trump saat itu juga telah memberikan jaminan kepada delapan pimpinan negara muslim tentang resolusi konflik ini kepada pihak Israel.
Hal ini lah yang pada akhirnya membuat terjadi gencatan senjata di Gaza pada 10 Oktober 2025, diikuti dengan pelepasan para sandera di kedua belah pihak secara berkelanjutan.
"Sekarang kita memiliki gencatan senjata. Bantuan kemanusiaan mulai masuk. Para sandera telah dibebaskan. Saya kira beberapa jenazah masih harus ditemukan. Jadi, ya, saya akan mengatakan masih ada harapan bahwa kita bisa mewujudkannya," kata Prabowo.
Dalam pertemuan itu, Prabowo mengaku terus menyampaikan komitmen Indonesia untuk menciptakan solusi dua negara, supaya perdamaian di kawasan Timur Tengah itu tercipta.
"Kita selalu menyerukan penghentian kekerasan dan dimulainya dialog damai. Indonesia mendukung penuh solusi dua negara yang adil dan damai bagi rakyat Palestina dan Israel," ucap Prabowo.
"Saya percaya bahwa tidak akan ada perdamaian sejati tanpa keadilan. Dan kita harus berani menyuarakan kebenaran itu di forum-forum internasional," tegasnya.
Pada kesempatan itu, ia juga menekankan perdamaian tidak bisa dipaksakan, harus dibangun dengan kesabaran, diplomasi, dan empati. Indonesia akan terus memainkan peran konstruktif, baik melalui PBB maupun kerja sama bilateral.
"Dan Indonesia masih bersedia menjadi bagian dari upaya itu. Jika dibutuhkan pasukan penjaga perdamaian, kami mengatakan bahwa kami siap mengirim pasukan penjaga perdamaian. Jadi, saya pribadi merasa optimistis. Saya berharap hal ini dapat terlaksana," paparnya.
(arj/haa)