Perang Dagang AS-China Menggila, Begini Dampaknya ke Ekspor RI

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Rabu, 15/10/2025 19:45 WIB
Foto: Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat ditemui di sela kegiatan TEI ke-40 tahun 2025 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (15/10/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Tangerang, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China tidak mengganggu laju ekspor Indonesia. Menurutnya, justru di tengah ketegangan global tersebut, ekspor Indonesia ke dua negara raksasa ekonomi itu masih menunjukkan peningkatan.

"Ya sementara ini kalau kita lihat dari angka-angka nggak ada masalah kan (kinerja ekspor Indonesia di tengah eskalasi perang dagang AS-China), ekspor kita malah terus surplus, tertinggi kita malah ke Amerika. Ekspor kita ke China juga naik," ujar Budi saat ditemui di sela kegiatan TEI ke-40 tahun 2025 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (15/10/2025).


Ia menyampaikan, hingga saat ini belum terlihat adanya dampak negatif terhadap ekspor nasional. "Ya sementara nggak ada masalah, kalau data-datanya ekspor kita naik terus, bahkan sekarang kan juga ekspornya tumbuh terus ya, ya mudah-mudahan sih nggak ada masalah," katanya.

Optimisme itu turut didukung oleh capaian ekspor Indonesia yang terus mencatat pertumbuhan positif. Berdasarkan data Kemendag, nilai ekspor nasional pada periode Januari-Agustus 2025 naik 7,7% secara tahunan (year-on-year/yoy), melampaui target pertumbuhan tahun ini sebesar 7,1%.

"Target tahun ini kan (pertumbuhan ekspor nasional) 7,1%. Sekarang saja kalau Januari-Agustus 7,7%, mudah-mudahan sampai Desember terus ya, paling tidak sama atau lebih meningkat lagi. Kita usahakan meningkat," ucap dia.

Untuk menjaga momentum ekspor di tengah ketidakpastian global, Budi menegaskan Kemendag telah menyiapkan berbagai strategi, termasuk memperkuat daya saing produk nasional serta membuka akses ekspor bagi UMKM dan desa berpotensi ekspor. Salah satu program andalannya adalah Desa Berani Inovasi, Siap Adaptasi (Bisa) Ekspor, yang bertujuan menjadikan desa sebagai motor penggerak perdagangan luar negeri.

"Pokoknya kita itu prinsipnya gini ya, kita itu ingin ekspor produk apapun, dari yang kalau kita lihat di desa, kita ada program desa ekspor itu sebenarnya tujuannya di desa itu banyak program, tapi nggak terstandarisasi. Nah setelah distandarisasi, diikutkan program UMKM Bisa Ekspor jadi bisa," tuturnya.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Laporan Mendag, 8.045 Pembeli Asing Siap Transaksi di TEI 2025