Marak Tas Impor Branded KW Disebut Jadi 'Pembunuh' Tas Tajur Bogor

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Selasa, 14/10/2025 08:40 WIB
Foto: Suasana sepi toko Tas Tajur di Katulampa, Parung Banteng, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/10/2025). Barang-barang terpajang rapi tanpa pengunjung di toko (Sumber Karya Indah) SKI. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Maraknya penjualan tas impor dan harganya yang sangat murah membuat banyak produsen tas lokal makin terancam, di mana salah satunya yakni sentra tas legendaris di Tajur, Bogor, Jawa Barat.

Hal ini diungkap oleh beberapa pihak yang sudah lama bekerja di toko dan pabrik tas di Tajur, di mana selain pandemi Covid-19 dan kalah saing dengan marketplace, menjamurnya tas impor di masyarakat.

Supardi, yang dahulunya sempat bekerja di sebuah pabrik tas di Tajur, mengungkapkan semenjak maraknya penjualan tas impor imitasi atau kw, kondisi toko dan pabrik tas di Tajur makin mengkhawatirkan.


"Selain Covid-19 dan toko online, banyaknya tas China kw bikin yang di sini makin merana, karena kan tas-tas itu merek branded, tapi murah," kata Supardi saat ditemui CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.

Ia pun meminta kepada pemerintah agar penjualan tas impor dapat dibendung lebih ketat, agar produksi lokal bisa selamat.

"Aneh juga sih sama pemerintah, tas impor gampang banget masuk Indonesia, yang ada kita makin terpuruk," tambahnya.

Foto: Suasana sepi toko Tas Tajur di Katulampa, Parung Banteng, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/10/2025). Barang-barang terpajang rapi tanpa pengunjung di toko (Sumber Karya Indah) SKI. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Suasana sepi toko Tas Tajur di Katulampa, Parung Banteng, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/10/2025). Barang-barang terpajang rapi tanpa pengunjung di toko (Sumber Karya Indah) SKI. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Senada dengan Supardi, Rini, salah satu karyawan di toko tas Tajur juga mengungkapkan banyaknya tas impor menjadi ancaman mereka.

"Kadang orang-orang susah bedain mana asli, mana palsu, yang (tas impor) itu, mirip asli, bermerek, harganya lebih murah, wajar kita makin kalah, apalagi kalau itu tas dijual di online macam tiktok shop, yasudah, kelar kita," ungkapnya.

Ia menambahkan produsen tas lokal dan pedagang lokal bagaikan sudah jatuh, kemudian tertimpa tangga, karena banyak faktor seperti pelanggan lebih suka berbelanja online.

"Kami kena dampaknya cukup parah, setelah Covid-19 pelanggan engga balik ke sini, ditambah orang-orang sudah lebih enak berbelanja di online, eh ini ada tas impor juga," ungkapnya.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, toko-toko tas ini berada di Jalan Tajur. Hingga 2015, di Jalan Tajur ini berdiri sekitar 40 toko tas dengan skala bisnis menengah sampai besar. Kemudian berkurang menjadi 20 dan kini hanya tersisa sekitar 10 toko yang masih bertahan.

Jalan Tajur Bogor juga dulunya rawan titik macet terutama di akhir pekan karena banyaknya angkot yang ngetem di depan toko tas hingga menjadi parkir bus pariwisata. Banyak wisatawan lokal terutama dari Jakarta dan daerah sekitar Bogor yang mengunjungi kota Bogor bahkan hanya untuk berburu tas bikinan lokal tajur ini.

Salah satu pabrik tas yang terkenal yang justru terletak di daerah Katulampa - Bantar kemang adalah Sumber Karya Indah (SKI). Pabrik ini juga menggabungkan belanja tas dengan pusat rekreasi keluarga. Selain SKI banyak juga outlet-outlet dari pengrajin rumahan kecil menghiasi daerah Tajur dan daerah sekitar tajur lainnya.

Kini kondisinya berbanding terbalik menjadi sunyi sepi dan tak ada lagi kemacetan. Hanya beberapa toko tas yang masih bertahan, meski hampir tak ada yang pengunjung yang datang.

Beberapa toko tas masih bertahan seperti Bogor Tas, Sumber Tas Tajur, SKI Tajur, dan Donatello. Sedangkan sisanya, termasuk Terminal Tas sudah gulung tikar. Adapun untuk Terminal Tas, kini rukonya dikabarkan akan tergantikan oleh toko mebel dan 2 toko lainnya yaitu Tas Tajur 33, Dunia Tas, hingga Pusat Tas Tajur sudah tutup.


(chd/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Momen Trump Puji Prabowo: Sosok Luar Biasa dari Indonesia