Surga Belanja Tas Tajur Bogor Sepi, Begini Respons Anindya Bakrie

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
10 October 2025 14:42
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Inonesia (KADIN), Anindya Novyan Bakrie menyampaikan keterangan pers di Paris, Prancis, Selasa (15/7/2025). (CNBC Indonesia/Seft Oktarianisa)
Foto: Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Inonesia (KADIN), Anindya Novyan Bakrie menyampaikan keterangan pers di Paris, Prancis, Selasa (15/7/2025). (CNBC Indonesia/Seft Oktarianisa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi sektor riil ekonomi masyarakat belakangan dalam kondisi yang menyedihkan. Banyak toko-toko tutup karena dagangannya tidak laku, termasuk yang terjadi di kawasan berbelanja Tas Tajur di Bogor, Jawa Barat yang dulunya ramai namun belakangan sepi.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie pun buka suara. Meskipun tidak tahu secara spesifik mengenai situasi di Sentra Tas Tajur Bogor, namun dia melihat secara umum situasi yang terjadi di sektor riil masyarakat memerlukan perhatian serius agar bisa kembali bangkit.

Pemerintah sudah berupaya dengan menyebar uang sebesar Rp 200 triliun dari pusat ke daerah, namun diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk melihat efektivitasnya.

"Butuh waktu likuiditas di pusat atau di atas, perpindahan dana dari BI (Bank Indonesia) ke perbankan sampai diolah digunakan oleh badan usaha yang ujungnya kepada konsumsi domestik, kemampuannya naik," ungkap Anindya saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (10/10/2025).

Konsumsi domestik diharapkan bisa perlahan pulih seiring dengan belanja pemerintah. Meskipun anggaran daerah sempat mengalami pemangkasan, pemerintah pusat tetap menggencarkan belanja melalui pembangunan infrastruktur sebagai salah satu motor penggerak ekonomi.

Suasana sepi toko Tas Tajur di Katulampa, Parung Banteng, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/10/2025). Barang-barang terpajang rapi tanpa pengunjung di toko (Sumber Karya Indah) SKI. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Suasana sepi toko Tas Tajur di Katulampa, Parung Banteng, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/10/2025). Barang-barang terpajang rapi tanpa pengunjung di toko (Sumber Karya Indah) SKI. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Suasana sepi toko Tas Tajur di Katulampa, Parung Banteng, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/10/2025). Barang-barang terpajang rapi tanpa pengunjung di toko (Sumber Karya Indah) SKI. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

"Kita juga berharap untuk konsumsi domestik bisa perlahan tumbuh dengan belanja pemerintah, terlepas dari daerah itu sedikit kepangkas, tapi dari sisi pusat menggunakan dananya untuk pembangunan infrastruktur, yang terbukti bisa membawa perputaran ekonomi dan juga perputaran uang dan juga tenaga kerja," sebut Anindya.

Dengan tantangan yang dihadapi sektor riil saat ini, sinergi antara kebijakan fiskal dan sektor usaha menjadi kunci untuk memulihkan daya beli masyarakat dan menggeliatkan kembali roda ekonomi daerah.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, toko-toko tas ini berada di Jalan Tajur. Hingga 2015, di Jalan Tajur ini berdiri sekitar 40 toko tas dengan skala bisnis menengah sampai besar. Kemudian berkurang menjadi 20 dan kini hanya tersisa sekitar 10 toko yang masih bertahan.

Jalan Tajur Bogor juga dulunya rawan titik macet terutama di akhir pekan karena banyaknya angkot yang ngetem di depan toko tas hingga menjadi parkir bus pariwisata. Banyak wisatawan lokal terutama dari Jakarta dan daerah sekitar Bogor yang mengunjungi kota Bogor bahkan hanya untuk berburu tas bikinan lokal tajur ini. Salah satu pabrik tas yang terkenal yang justru terletak di daerah Katulampa - Bantar kemang adalah Sumber Karya Indah (SKI). Pabrik ini juga menggabungkan belanja tas dengan pusat rekreasi keluarga. Selain SKI banyak juga outlet-outlet dari pengrajin rumahan kecil menghiasi daerah Tajur dan daerah sekitar tajur lainnya.

Kini kondisinya berbanding terbalik menjadi sunyi sepi dan tak ada lagi kemacetan. Hanya beberapa toko tas yang masih bertahan, meski hampir tak ada yang pengunjung yang datang. Beberapa toko tas masih bertahan seperti Bogor Tas, Sumber Tas Tajur, SKI Tajur, dan Donatello. Sedangkan sisanya, termasuk Terminal Tas sudah gulung tikar. Adapun untuk Terminal Tas, kini rukonya dikabarkan akan tergantikan oleh toko mebel dan 2 toko lainnya yaitu Tas Tajur 33, Dunia Tas, hingga Pusat Tas Tajur sudah tutup.

Sepinya pembeli membuat omzet toko juga terjun bebas hingga 50%. Sementara itu, efek mengerikan berupa PHK massal sudah terjadi jauh-jauh imbas sepinya toko.


(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Surga Belanja Tas Tajur Bogor Sepi-Satu per Satu Toko Bertumbangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular