
Breaking News! Hamas Mulai Bebaskan Sandera Israel, Warga Bersorak

Jakarta, CNBC Indonesia - Hamas mulai menyerahkan kelompok pertama dari sandera Israel yang masih hidup dalam kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Senin (13/10/2025). Penyerahan ini menandai langkah penting dalam upaya mengakhiri konflik berdarah 2 tahun yang telah menghancurkan Jalur Gaza dan menelan puluhan ribu korban jiwa.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa tujuh dari 20 sandera yang masih hidup telah tiba di wilayah Israel setelah diserahkan oleh Palang Merah di perbatasan Gaza. Ribuan warga Israel berkumpul di Hostage Square, Tel Aviv, untuk merayakan kabar pembebasan yang selama ini mereka nantikan.
"Saya sangat gembira, saya penuh kebahagiaan. Sulit menggambarkan perasaan saya saat ini. Saya tidak tidur semalaman," ujar Viki Cohen, ibu dari sandera Nimrod Cohen, yang tengah dalam perjalanan menuju kamp militer Reim, tempat para sandera dibawa untuk pemeriksaan medis dan reunifikasi dengan keluarga, dilansir Reuters.
Menurut pernyataan resmi, sisa 13 sandera yang masih hidup, bersama jenazah 26 sandera yang telah tewas dan dua lainnya yang masih belum diketahui nasibnya, dijadwalkan akan diserahkan pada Senin malam waktu setempat. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan hampir 2.000 tahanan dan narapidana Palestina, termasuk ratusan yang ditahan selama operasi militer 2 tahun terakhir.
Sementara suasana haru menyelimuti Israel, di sisi lain perbatasan Gaza, suasana berbeda juga terjadi. Sekitar selusin pria bersenjata yang diyakini merupakan anggota sayap militer Hamas terlihat di Rumah Sakit Nasser, di mana panggung dan kursi telah disiapkan untuk menyambut para tahanan Palestina yang akan dibebaskan oleh Israel sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Langkah ini merupakan tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata yang dicapai minggu lalu di Sharm el-Sheikh, Mesir, di mana Trump dijadwalkan memimpin pertemuan puncak lebih dari 20 pemimpin dunia pada hari yang sama.
Adapun Jalur Gaza kini berada dalam kondisi nyaris rata dengan tanah, di mana sebagian besar infrastrukturnya hancur, jutaan warganya kehilangan tempat tinggal, dan sistem kesehatan lumpuh total.
Menurut data lembaga internasional, perang tersebut menimbulkan krisis kemanusiaan terbesar di kawasan dalam beberapa dekade terakhir. Ribuan anak menjadi yatim piatu, sementara blokade berkepanjangan membuat akses terhadap makanan dan obat-obatan sangat terbatas.
Bagi Israel, serangan awal Hamas menewaskan lebih dari seribu warga sipil, dan ratusan orang diculik serta dibawa ke Gaza.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Respons Tak Terduga Hamas soal Proposal Gencatan Senjata dengan Israel
