Internasional

Xi Jinping Tiba-Tiba Emosi terhadap Trump, China Tak Takut Hukuman AS

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 13/10/2025 10:35 WIB
Foto: Xi Jinping dan Donald Trump. (AP Photo/Andy Wong, File)

Jakarta, CNBC Indonesia - China menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas peningkatan ketegangan perdagangan dan membela pembatasan ekspor logam mineral tanah jarang (rare earth) yang baru-baru ini diterapkan. Kementerian Perdagangan China menyebut tarif terbaru yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump pada barang-barang China sebagai tindakan munafik.

Ketegangan yang memuncak ini muncul setelah China, produsen lebih dari 90% unsur tanah jarang dan magnet tanah jarang olahan di dunia, membatasi ekspor 12 unsur vital, termasuk holmium, erbium, thulium, europium, dan ytterbium.


Presiden AS Donald Trump merespons hal ini pada Jumat (10/12/2025) dengan menerapkan tarif tambahan sebesar 100% pada ekspor China yang terikat ke AS, bersama dengan kontrol ekspor baru atas perangkat lunak penting yang berlaku mulai 1 November. Menurut Beijing, hal ini merusak hubungan bilateral kedua negara.

"Tindakan AS telah sangat merugikan kepentingan China dan merusak suasana pembicaraan ekonomi dan perdagangan bilateral, dan China dengan tegas menentang tindakan tersebut," ujar Kementerian Perdagangan China dikutip Reuters.

China mempertahankan pembatasan ekspor rare earth, mengatakan langkah tersebut dimotivasi oleh kekhawatiran tentang aplikasi militer bahan-bahan tersebut pada saat "konflik militer yang sering terjadi," dan bukan sebagai tanggapan eksplisit terhadap AS. Untuk menenangkan perusahaan asing, Kementerian Perdagangan China berjanji untuk memberikan lisensi.

"Kontrol ekspor China bukanlah larangan ekspor," kata kementerian itu. "Setiap aplikasi ekspor untuk penggunaan sipil yang mematuhi peraturan akan disetujui, dan perusahaan yang relevan tidak perlu khawatir."

Di sisi lain, Trump merespons balik dengan mengatakan bahwa langkah dagang China itu mengejutkan. Ia bahkan menyebut ada beberapa negara yang tak senang atas kebijakan yang diambil beijing ini

"Hubungan kami dengan China selama enam bulan terakhir telah sangat baik, sehingga membuat langkah ini dalam Perdagangan menjadi langkah yang lebih mengejutkan," kata Trump. Ia menambahkan, "Kami telah dihubungi oleh negara-negara lain yang sangat marah atas permusuhan dagang besar ini, yang muncul entah dari mana."

Meskipun Trump telah menaikkan tarif, China memilih untuk menunda pengumuman pungutan balasan yang setara pada impor AS, yang dilihat analis sebagai jalan bagi kedua negara untuk menegosiasikan de-eskalasi.


Ketegangan perdagangan yang memanas ini telah mengguncang Wall Street, menyebabkan saham-saham perusahaan teknologi besar anjlok, dan dapat menggagalkan pertemuan puncak antara Trump dan Presiden China Xi Jinping yang dijadwalkan tentatif akhir bulan ini.


Selain tanah jarang, China juga menggunakan alat regulasi lain. Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar (SAMR) China mengumumkan penyelidikan antimonopoli terhadap produsen chip AS, Qualcomm, terkait akuisisi desainer chip Israel, Autotalks. SAMR mengatakan akuisisi tersebut diselesaikan tanpa memberi tahu regulator.

"Berdasarkan fakta yang jelas dan bukti yang meyakinkan, biro kami secara sah memulai penyelidikan atas akuisisi Autotalks yang melanggar hukum oleh Qualcomm," kata SAMR. 


(tps/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Umumkan Israel-Hamas Sepakat Damai