Purbaya Buka-bukaan Rapor Bank Usai Diguyur Dana Rp200 T

Arrijal Rachman , CNBC Indonesia
13 October 2025 07:25
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan pemaparan dalam program Squawk Box CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (10/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan pemaparan dalam program Squawk Box CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (10/10/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lima bank milik negara yang menerima penempatan dana menganggur pemerintah di Bank Indonesia telah gencar menyalurkan dalam bentuk kredit. Total penempatan dana itu senilai Rp 200 triliun dan telah digunakan untuk pembiayaan senilai Rp 112,4 triliun per 30 September 2025.

"Penyerapannya misalnya di Mandiri sudah 74%, BRI 62% disalurkan, BNI 50%, BTN 90%, dan BSI 55%," kata Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat wawancara eksklusif bersama CNBC Indonesia TV, dikutip Senin (13/10/2025).

Seperti diketahui, Purbaya menempatkan saldo anggaran lebih (SAL) di lima bank BUMN, meliputi Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Tabungan Negara (BBTN), serta Bank Syariah Indonesia (BRIS).

Limit penempatan yang diberikan berbeda untuk masing-masing bank, yakni BRI Rp 55 triliun, BNI Rp 55 triliun, Mandiri Rp 55 triliun, BTN Rp 25 triliun, dan BSI Rp 10 triliun. Penempatan ini mulai pada 12 September 2025.

Bank Mandiri menjadi yang paling gencar merealisasikan penempatan dana pemerintah untuk kredit dengan nilai kini sudah mencapai Rp 40,6 triliun. BRI senilai Rp 33,9 triliun, BNI Rp 27,6 triliun, BTN Rp 4,8 triliun, dan BSI Rp 5,5 triliun.

Dari hasil penempatan dana ini, Purbaya melihat pengaruhnya kepada efisiensi suku bunga pasar cukup signifikan. Contohnya, pertumbuhan kredit Bank Mandiri menjadi semakin kencang, dari sebelum penempatan dana di kisaran 8% kini hampir tembus di level 11%.

"Mungkin pertamanya deposito, tapi pelan-pelan akan ke suku bunga kredit juga. Ini akan memicu pertumbuhan ekonomi dengan signifikan," paparnya.

Selain itu, Purbaya menganggap, hasil penempatan dana itu sudah mulai membuat peredaran uang primer atau base money meningkat hingga 13,5% pada September 2025. Menurutnya, ini adalah bukti kebijakannya berjalan dengan baik karena sesuai dengan target.

"Artinya stimulus yang saya kasih sudah masuk ke sistem," tegasnya.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu sebelumnya juga telah mengungkapkan sektor usaha yang menerima pembiayaan dari bank hasil penempatan dana menganggur pemerintah di BI itu ialah perumahan, konstruksi, hingga pertanian.

"Sehingga ini dampaknya bagi pertumbuhan kredit kita harapkan kalau di Agustus itu pertumbuhan kreditnya masih sekitar 7%, nah ini kita berharap di akhir tahun ini bisa menuju ke 10%," tegas Febrio.

"Itu akan cukup real nanti di kredit modal kerja, kredit konsumsi, kredit investasi, dan sebagian akan langsung berdampak pada performance dari PDB kita," ungkapnya.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Uang Rp200 T Banjiri Himbara, Purbaya Sebut Bunga Bank Bakal Turun

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular