Jalan Kaki-Bawa Gerobak, Ribuan Warga Palestina Pulang ke Rumah
Jakarta, CNBC Indonesia - Ribuan warga Palestina berduyun-duyun berdesakan menuju utara di sepanjang pantai Gaza pada Sabtu (11/10/2025). Warga terlihat berjalan kaki, naik mobil, dan membawa gerobak untuk kembali ke rumah-rumah mereka yang ditinggalkan selama perang.
Kepulangan warga Gaza, Palestina terjadi di tengah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan Kelompok militan Palestina Hamas.
"Ini adalah perasaan yang tak bisa terlukiskan: Puji Tuhan," kata Nabila Basal, ditemui saat berjalan kaki bersama putrinya, yang katanya menderita luka di kepala akibat perang, mengutip Reuters, Minggu (12/10/2025).
"Kami sangat, sangat bahagia bahwa perang telah berhenti, dan penderitaan telah berakhir," tambah Nabila Basal.
Seperti diketahui, Pasukan Israel mundur dalam fase pertama kesepakatan yang dimediasi AS untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menghancurkan sebagian besar kantong wilayah tersebut.
Hamas diperkirakan akan membebaskan sandera Israel yang tersisa sebelum tengah hari pada hari yang sama, sesuai dengan ketentuan gencatan senjata.
Rumah-Rumah Runtuh
Bagi banyak warga Gaza, perjalanan kembali melalui tanah tandus di wilayah tersebut membawa mereka ke rumah-rumah yang hancur berkeping-keping.
"Rumah yang saya bangun 40 tahun lalu, hilang dalam sekejap," kata Ahmed al-Jabari, saat berdiri di tengah puing-puing jalan di Kota Gaza. "Aku senang tidak ada darah, tidak ada pembunuhan (tapi) ke mana kita akan pergi? Apakah kita akan hidup 20 tahun di tenda?"
Di Israel, saat malam mulai gelap, puluhan ribu orang berkumpul di Lapangan Sandera di Tel Aviv yang dipenuhi sorak-sorai gembira, setelah dua tahun protes yang didominasi oleh kemarahan dan kesedihan.
Hitungan Mundur Pembebasan Sandera
Setelah pasukan Israel menyelesaikan redeploymen mereka pada Jumat, yang membuat mereka tetap berada di luar kawasan perkotaan utama, namun masih mengendalikan sekitar setengah wilayah kantong, waktu mulai dihitung bagi Hamas untuk membebaskan sandera mereka dalam waktu 72 jam, hingga Senin siang.
"Kami sangat antusias, menanti anak kami dan semua 48 sandera," kata Hagai Angrest, whose son Matan termasuk di antara 20 sandera Israel yang diyakini masih hidup. "Kami menanti panggilan telepon."
Dua puluh enam sandera telah dinyatakan meninggal dunia secara in absentia, dan nasib dua sandera lainnya masih belum diketahui.
Menurut kesepakatan, setelah sandera dibebaskan, Israel akan membebaskan hampir 2.000 tahanan dan narapidana Palestina, banyak di antaranya ditangkap selama perang.
Ratusan truk per hari diperkirakan akan berdatangan ke Gaza membawa makanan dan bantuan medis.
Juru bicara UNICEF Tess Ingram mengatakan pada Sabtu bahwa badan anak-anak PBB tersebut mengharapkan untuk secara signifikan meningkatkan pasokan makanan berenergi tinggi untuk anak-anak yang kekurangan gizi, perlengkapan kebersihan menstruasi, dan tenda, mulai Minggu.
Witkoff, Kushner, dan Laksamana Brad Cooper dari Komando Pusat Militer AS mendampingi Kepala Militer Israel Eyal Zamir di Gaza, kata militer dalam sebuah pernyataan.
Cooper mengatakan dalam pernyataan bahwa kunjungannya merupakan bagian dari pembentukan tim tugas yang akan mendukung upaya stabilisasi di Gaza, meskipun pasukan AS tidak akan ditempatkan di dalam wilayah tersebut.
(pgr/pgr)