Internasional

AS Ngeri! Trump Kerahkan Militer di Chicago, Tangkap Walikota-Gubernur

tfa, CNBC Indonesia
Kamis, 09/10/2025 07:30 WIB
Foto: Seorang anggota Tim Respons Khusus (SRT) ICE Departemen Keamanan Dalam Negeri AS memamerkan emblem unit pada seragam mereka selama protes di markas besar Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE) di Portland, Oregon, AS, 4 Oktober 2025. (REUTERS/Carlos Barria)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menimbulkan gejolak politik. Ia telah mengerahkan ratusan pasukan Garda Nasional di Chicago serta menyerukan agar dua politisi dari Partai Demokrat, Wali Kota Chicago Brandon Johnson dan Gubernur Illinois JB Pritzker, untuk dijebloskan ke penjara.

Langkah itu memicu kekhawatiran baru atas penggunaan kekuasaan politik untuk menekan oposisi. Trump menuding Johnson dan Pritzker gagal melindungi agen Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) di Chicago.



"Wali Kota Chicago seharusnya dipenjara karena gagal melindungi petugas ICE! Gubernur Pritzker juga!" tulis Trump di platform media sosialnya, seperti dikutip Reuters, Kamis (9/10/2025).

Seruan tersebut muncul setelah Johnson menandatangani perintah eksekutif yang menjadikan Chicago sebagai "Zona Bebas ICE," melarang agen federal menggunakan fasilitas kota untuk operasi imigrasi. Johnson menyebut pernyataan Trump sebagai serangan politik yang tidak berdasar.

"Ini bukan pertama kalinya Trump mencoba menangkap pria kulit hitam secara tidak adil. Saya tidak akan ke mana-mana," ujarnya.

Pritzker mengatakan ia menolak tunduk pada tekanan politik. Sebelumnya, ia digadang-gadang sebagai calon presiden dari Partai Demokrat pada 2028.

"Trump kini menyerukan penangkapan pejabat terpilih yang menentang kekuasaannya. Ini langkah menuju otoritarianisme penuh," tegasnya.

Garda Nasional AS mengkonfirmasi sekitar 500 personel kini bersiaga di wilayah Chicago, yang terdiri dari 200 pasukan dari Texas dan 300 dari Illinois, untuk melindungi fasilitas federal dan personel ICE. Langkah tersebut diambil di tengah meningkatnya ketegangan antara Gedung Putih dan pemerintah daerah yang dikuasai Partai Demokrat.

Sementara itu, jajak pendapat Reuters/Ipsos terbaru menunjukkan mayoritas warga AS menolak pengerahan pasukan tanpa ancaman eksternal yang jelas. Pritzker menilai pengerahan pasukan justru dapat memperburuk situasi politik dan sosial.

"Trump sedang mencoba memicu kekacauan untuk membenarkan militerisasi lebih jauh," katanya.

Meski Trump beralasan langkah itu untuk "menghentikan kejahatan di Amerika," data kriminalitas menunjukkan tingkat kekerasan di kota-kota besar AS telah menurun sejak puncak pandemi Covid-19.

Sejumlah pengamat menilai tindakan Trump mencerminkan upaya menggunakan kekuasaan negara untuk menekan lawan politik. Sebelumnya, mantan Direktur FBI James Comey juga didakwa dalam kasus pidana, meski ia membantah melakukan kesalahan. Pemerintah Illinois bahkan telah mengajukan gugatan hukum guna menghentikan pengerahan pasukan di Chicago, namun pengadilan federal untuk sementara mengizinkannya.


(tfa/tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Deklarasi All Indonesia, Imigrasi-Bea Cukai Kini Satu Pintu