Internasional

Petaka Baru Hantam Bangladesh, 215 Orang Tewas Akibat Wabah Ini

tfa, CNBC Indonesia
Kamis, 09/10/2025 06:05 WIB
Foto: AP/Felipe Dana

Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah demam berdarah (DBD) di Bangladesh kian mengkhawatirkan. Hingga 6 Oktober 2025, ratusan orang tercatat meninggal dan puluhan ribu kasus infeksi dilaporkan di seluruh negeri.

Kementerian Kesehatan Bangladesh melalui Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (DGHS) mencatat, sebanyak 50.689 kasus DBD dan 215 kematian telah terjadi di seluruh wilayah negara itu sepanjang tahun ini. Lonjakan tajam kasus terjadi sejak September dan terus meningkat memasuki Oktober.

Profesor Kabirul Bashar, ahli entomologi dari Universitas Jahangirnagar, memperingatkan wabah ini dapat berubah menjadi krisis nasional jika tidak segera diambil langkah terpadu dalam pengendalian nyamuk.


"Jika kita gagal bertindak sekarang, situasinya bisa menjadi tidak terkendali," ujarnya kepada media lokal, seperti dikutip Reuters pada Kamis (9/10/2025).

Bashar menambahkan, perubahan iklim dan curah hujan yang tidak menentu telah memperpanjang masa perkembangbiakan nyamuk. Kondisi ini diperparah dengan lemahnya pengasapan serta penundaan pembersihan lingkungan oleh otoritas lokal selama liburan panjang.

"Demam berdarah yang dulu hanya banyak di kota besar, kini menyebar ke daerah kecil dan pedesaan. Ini pertanda penyakit bisa menjadi endemik di seluruh negeri," kata Bashar.

Rumah sakit di berbagai kota kini dilaporkan kewalahan menampung pasien. Para pejabat kesehatan pun khawatir jumlah korban jiwa masih akan meningkat dalam beberapa pekan ke depan.

Krisis ini juga diperburuk oleh meningkatnya kasus chikungunya, penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk. Meski jarang mematikan, chikungunya menyebabkan nyeri sendi berat dan kelemahan jangka panjang, terutama pada anak-anak dan lansia.

Sebagai catatan, tahun 2023 menjadi periode terburuk dalam sejarah wabah DBD Bangladesh dengan 1.705 kematian dan lebih dari 321 ribu kasus infeksi. Para ahli memperingatkan, tanpa tindakan tegas, negara itu berpotensi menghadapi siklus bencana serupa tahun ini.


(tfa/tfa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Sebut Perubahan Iklim Penipuan, Xi Jinping Bilang Begini!