
Petaka Baru Hantam Amerika, 6 Orang Tewas Dibunuh Virus Mematikan

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus rabies kembali melanda Amerika Serikat. Enam orang dilaporkan meninggal akibat rabies sejak September 2024, menurut keterangan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) yang dikutip CNN. CDC juga memantau 14 potensi wabah rabies di 20 negara bagian.
Rabies sendiri merupakan penyakit yang disebabkan virus mematikan dari keluarga Rhabdoviridae dan genus Lyssavirus. Penularan terjadi terutama melalui air liur hewan terinfeksi, biasanya lewat gigitan. Namun, goresan atau kontak langsung dengan selaput lendir manusia juga bisa menularkan virus ini. Begitu gejala muncul, penyakit hampir selalu berujung pada kematian.
Menurut CDC, rabies menyerang sistem saraf pusat dengan masa inkubasi beberapa minggu hingga bulan. Gejala awal mirip flu, seperti demam, sakit kepala, dan pegal di seluruh tubuh, serta rasa kesemutan di lokasi gigitan.
Kondisi penderita lalu memburuk cepat dengan gejala kebingungan, halusinasi, perilaku agresif, hingga hidrofobia atau takut air. Setelah itu, kematian biasanya terjadi dalam waktu singkat.
WHO mencatat anjing sebagai penyebab utama rabies pada manusia di dunia, terutama di negara berkembang. Anak-anak menjadi kelompok paling rentan. Namun, di Amerika Serikat, berkat program vaksinasi hewan yang ketat, anjing rabies jarang ditemukan. Justru kelelawar kini menjadi penyebab utama rabies pada manusia. Kasus juga muncul pada rakun, rubah, sigung, dan coyote. Setiap tahun, sekitar 4.000 kasus rabies pada hewan dilaporkan di AS, dengan 90% di antaranya terjadi pada satwa liar.
Rabies sejatinya bukan wabah baru. Secara global, rabies menyebabkan 60.000 kematian setiap tahun, 95% di antaranya terjadi di Afrika dan Asia. CDC memperingatkan bahwa wisatawan ke daerah dengan prevalensi rabies tinggi, serta pekerja yang kerap bersinggungan dengan hewan, seperti dokter hewan, petugas pengendali hewan, dan peneliti satwa liar.
Untuk pencegahan, vaksin rabies tersedia dalam dua skema. Pertama, vaksinasi pra-pajanan untuk kelompok berisiko tinggi, berupa dua dosis dengan jarak tujuh hari. Kedua, vaksinasi bagi siapa saja yang sudah tergigit atau terpapar, biasanya disertai imunoglobulin rabies.
CDC menekankan pentingnya langkah pencegahan, mulai dari menjaga vaksin rabies hewan peliharaan tetap terbaru, menghindari satwa liar dan hewan jalanan, hingga memastikan rumah terlindung dari akses kelelawar. Jika terjadi paparan, masyarakat diminta segera mencari pertolongan medis.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Manusia Sudah Berubah Drastis, Peneliti Ungkap Fakta Mengejutkan
