Internasional

Awas Perang! Negara Ini Sebut Ada Ancaman Bom Kedubes AS

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
08 October 2025 19:10
Pemerintah Venezuela pada Sabtu (20/9) kemarin menggelar pelatihan mlitier selama satu hari bagi warga sipil, (REUTERS/Leonardo Fernandez Viloria)
Foto: REUTERS/Leonardo Fernandez Viloria

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan yang tegang antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela kembali memanas. Caracas secara resmi telah memperingatkan Washington mengenai adanya rencana pengeboman yang menargetkan Kedutaan Besar AS di ibu kota Venezuela, Caracas, yang telah ditutup sejak tahun 2019.

Peringatan serius ini disampaikan oleh Ketua Majelis Nasional Venezuela, Jorge Rodriguez, pada Senin (6/10/2025). Rodriguez mengatakan melalui media sosial bahwa kelompok "ekstremis" Venezuela berencana menanam bahan peledak di misi diplomatik AS yang sudah tidak beroperasi tersebut.

"Melalui operasi false-flag yang disiapkan oleh sektor ekstremis sayap kanan lokal, ada upaya untuk menempatkan bahan peledak mematikan di Kedutaan Besar AS di Venezuela," tulis Rodriguez di Telegram.

Ia menambahkan bahwa pemerintah Venezuela telah memberi tahu AS mengenai "ancaman serius" ini melalui "tiga saluran berbeda." Selain itu, Kedutaan Besar Eropa juga telah diberi tahu, meskipun Rodriguez tidak merinci kedutaan mana yang dimaksud.

Kedutaan Besar AS di Caracas telah ditutup sejak tahun 2019, namun tetap dijaga oleh staf keamanan dan pemeliharaan. Pemutusan hubungan diplomatik terjadi pada tahun tersebut setelah Washington mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden interim Venezuela, menolak terpilihnya kembali Nicolas Maduro sebagai tidak sah, dan menjatuhkan sanksi besar-besaran terhadap Caracas.

Peringatan ancaman bom ini muncul setelah ketegangan antara kedua negara melonjak dalam beberapa minggu terakhir menyusul serangan militer AS terhadap kapal-kapal di lepas pantai Venezuela. Washington menggambarkan serangan itu sebagai bagian dari kampanye anti-narkoba.

Pihak berwenang AS menuduh serangan tersebut, yang menewaskan lebih dari selusin orang, terkait dengan kartel kriminal yang diduga beroperasi di bawah perlindungan pemerintah Maduro. Para pejabat AS juga menuduh Maduro menjaga hubungan dekat dengan para penyelundup narkoba dan menjulukinya sebagai "raja obat bius dari negara narkotika".


Maduro sendiri menepis semua tuduhan tersebut. Ia balik menuduh Washington berupaya menggulingkan dirinya dan merebut sumber daya alam Venezuela. Caracas telah meningkatkan postur pertahanannya untuk menghadapi peningkatan kehadiran militer AS di kawasan tersebut.

Pekan lalu, The New York Times melaporkan bahwa para pembantu senior telah mendesak Presiden AS saat itu, Donald Trump, untuk mengupayakan pemecatan Maduro, meskipun Trump membantah rencana perubahan rezim.


(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesawat Air India Mendarat Darurat di Thailand, Diteror Ancaman Bom

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular