Bos Pertamina Sebut Merger 3 Anak Usaha Rampung Akhir Desember 2025

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
07 October 2025 21:30
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri memberi pemaparan dalam acara detikSore on Location, Jakarta, Selasa, 7/10. (Tangkapan Layar Youtube)
Foto: Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri memberi pemaparan dalam acara detikSore on Location, Jakarta, Selasa, 7/10. (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menargetkan merger atau penggabungan tiga anak usaha Pertamina di bisnis hilir bisa rampung sebelum akhir Desember 2025.

Penggabungan tiga anak usaha yang dimaksud yakni mengintegrasikan bisnis hilir, antara lain PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan juga PT Pertamina International Shipping (PIS).

Simon menjelaskan, saat ini proses merger ketiga anak usaha Pertamina tersebut masih berjalan. Pihaknya juga terus menjalani arahan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

"Prosesnya masih berjalan sekarang, jadi kita tentunya minta arahan dan laporkan ke Danantara. Jadi prosesnya masih berjalan, memang kita targetnya sebelum akhir Desember 2025 sudah restrukturisasi, itu sudah jalan," kata Simon di sela acara detikSore di Sarinah, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Selain rencana penggabungan tiga perusahaan, perusahaan juga berencana untuk menggabungkan lini bisnis perusahaan sektor penerbangan yakni Pelita Air masuk ke perusahaan penerbangan pelat merah yakni Garuda Indonesia.

"Untuk yang lain, kita semua kajian dan meeting dengan Danantara, dengan pihak-pihak yang terkait sudah sambil berjalan juga semua. Termasuk yang insurance, sambil jalan," tambahnya.

Dengan begitu, pihaknya berharap pada akhir Desember 2025 ini, rencana merger ketiga perusahaan yang dilakukan paralel dengan strategi perusahaan lainnya itu sudah dieksekusi.

"Jadi kalau memang bisa terkejar sebelum 2025 mungkin lebih cepat. Jadi paralel semua sekarang," tandasnya.

Merger dan Spinoff

Dalam melaksanakan transformasi bisnis yang berkelanjutan, sebelumnya Simon pernah mengungkapkan Pertamina akan melakukan penggabungan usaha (merger) dan spinoff sejumlah unit bisnis.

Simon menjelaskan, merger dan spinoff tersebut adalah bagian dari prioritas Pertamina untuk menyelaraskan operasional bisnis perusahaan. Simon menyebut akan menggabungkan 3 unit bisnis hilir milik perusahaan yang diharapkan akan selesai akhir tahun ini.

"Kita akan melakukan integrasi hilir yaitu penggabungan operasional antara PT Pertamina Patra Niaga, Kilang Pertamina Internasional dan Pertamina Internasional Shipping yang kita targetkan akan selesai akhir tahun 2025 ini," ungkap Simon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Anggota Komisi VI DPR RI, Kamis (11/9/2025).

Selanjutnya, Simon juga mengungkapkan Pertamina akan melakukan spinoff sejumlah unit bisnis, termasuk maskapai penerbangan hingga bisnis asuransi.

Dirinya menyebut aksi korporasi ini dilakukan untuk optimalisasi seluruh lini bisnis perusahaan sehingga setiap aktivitas dapat berjalan lebih efisien dan efektif. Adapun Pertamina akan lebih fokus ke core bisnis perusahaan bidang oil and gas dan renewable energy.

"Dengan demikian untuk beberapa usaha kami akan spin off dan tentunya di bawah koordinasi dari Datantara akan kita gabungkan, clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis," ungkap Simon di depan Anggota DPR.

Simon menyebut langkah tersebut dilakukan untuk menjaga reputasi perusahaan dan memperkuat kepercayaan stakeholder melalui advokasi yang kuat dan komunikasi yang efektif.

"Sebagai contoh untuk airline kami (Pelita Air) kita sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia (GIAA)," sebut Simon.

Lebih lanjut dirinya menyebut sejumlah unit bisnis lain seperti sektor insurance, sektor pelayanan kesehatan, hospitality yakni Patra Jasa tentunya akan mengikuti roadmap yang sudah dipersiapkan oleh Danantara.

Kabar Merger Pelita Air dengan Garuda

Sebelumnya rumor merger Pelita Air dengan Garuda telah berhembus kencang sejak tahun lalu. Bahkan manajemen GIAA awal tahun ini telah mengaku bahwa benar maskapai pelat merah tersebut berencana untuk merger dengan anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut.

"Sehubungan dengan informasi terkait rencana merger antara Perseroan dan Pelita Air, dapat kami sampaikan bahwa terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut saat ini masih dalam tahap diskusi awal dengan pihak-pihak terkait," tulis manajemen melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (9/1/2025).

Kala itu, manajemen Garuda menyebut perseroan kala itu tengah dalam proses penyusunan kajian awal dan diskusi dengan pihak-pihak terkait, khususnya Kementerian BUMN selaku pemegang saham utama Perseroan, untuk dapat mengoptimalkan berbagai peluang sinergi bisnis guna memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia sehingga dapat membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat.

Garuda memandang, aksi korporasi tersebut akan berdampak positif dan akan mendukung penuh rencana merger tersebut, yang tentunya akan dilandasi dengan kajian yang komprehensif dan prudent terhadap outlook bisnis dan kinerja Perseroan.

Awal tahun ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saat itu masih dijabat Erick Thohir juga buka suara alasan dua maskapai perusahaan pelat merah akan digabung, yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan Pelita Air.

Menurutnya, penggabungan dua perusahaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan armada pesawat di Indonesia.

"Ya kan memang kita konsolidasi. Karena Garuda itu kan memang akan jadi premium, Pelita premium ekonomi, dan tentu ada low cost. Nah ini memang integrasi ini harus terjadi. Dan memang kan jumlah pesawat kita nggak cukup," jelasnya saat ditemui di Soehana Hall Jakarta, Kamis (9/1/2025).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Berseanergi Untuk Laut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular