Pengusaha Akui 70% Bahan Baku Industri RI Masih Harus Impor
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Saleh Husin, mengungkapkan soal masih tingginya ketergantungan industri nasional terhadap bahan baku impor. Menurutnya, untuk bisa tumbuh secara berkelanjutan, industri perlu didorong dari sisi hulu.
"Gimana industri tumbuh? Kalau tumbuh ada beberapa faktor yang mendorong industri bisa tumbuh, salah satunya ketersediaan bahan baku, memang saat ini industri kita bahan baku 60-70% kita masih impor," ujar Saleh dalam FGD Gas Bumi di Menara Kadin, Selasa (7/10/2025).
Ia menegaskan bahwa upaya untuk mengurangi ketergantungan impor tidak bisa hanya dilakukan di level hilir. Diperlukan investasi besar untuk membangun industri hulu, yang sayangnya belum banyak diminati pelaku usaha karena tingkat pengembalian modalnya cenderung lambat.
Tantangan pengembangan industri hulu memang bukan cerita baru. Selain butuh investasi besar, sektor ini juga memerlukan dukungan kebijakan, insentif fiskal, serta jaminan pasar yang jelas agar bisa menarik minat pelaku usaha. Di tengah dinamika global yang semakin kompleks, penguatan rantai pasok dalam negeri dinilai sebagai kunci daya saing industri nasional ke depan.
"Agar mengurangi impor kita harus membangun industri hulu, tapi itu perlu modal besar, teknologi tinggi dan biasanya industri hulu sedikit pengusaha yang mau masuk kesana, karena jangka pengembalian lama," lanjutnya.
Pernyataan ini datang di tengah upaya pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, bahkan menargetkan bisa mencapai angka 8%. Namun menurut Saleh, target itu akan sulit dicapai tanpa pertumbuhan yang signifikan di sektor industri.
"Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% salah satu faktor tumbuhnya industri. Tanpa industri tumbuh, jangan harap ekonomi bisa tumbuh 8%, ini salah satu faktor," tegas Saleh.
Industri pengolahan memiliki peran penting dalam menyumbang nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja. Namun ia mengingatkan, perlu ada upaya serius untuk mendorong angka Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia yang saat ini masih berada di kisaran angka 50.
"Kita bisa lihat bahwa tentu industri harus tumbuh disini salah satu adalah sektor industri pengolahan sebagai salah satu kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Walau PMI kita masih 50, tentu dibutuhkan lebih tinggi lagi PMI-nya agar industri bisa tumbuh dan ciptakan lapangan kerja dan nilai tambah," ujarnya.
(hoi/hoi)