Sekutu Putin Uring-uringan ke Warga Eropa, Sebut "Hewan Bodoh"
Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Presiden Rusia dan Wakil Ketua Dewan Keamanan Kremlin, Dmitry Medvedev, melontarkan serangan verbal yang keras terhadap warga Eropa yang khawatir akan gelombang misterius penerbangan drone yang diduga terkait dengan Rusia. Medvedev menyebut orang-orang yang khawatir tersebut sebagai "hewan bodoh" yang perlu merasakan "bahaya perang."
Dalam sebuah laporan Newsweek, Selasa (7/10/2025) Medvedev, yang dikenal karena sering melontarkan cemoohan kerasnya di media sosial, menulis di Telegram bahwa orang Eropa yang "berpikiran sempit" seharusnya "merasakan bahaya perang di kulit mereka sendiri."
"Hal utama adalah bahwa orang Eropa yang berpikiran sempit harus merasakan bahaya perang di kulit mereka sendiri. Bahwa mereka harus takut dan gemetar seperti hewan bodoh dalam kawanan yang sedang digiring ke pembantaian. Bahwa mereka harus mengotori diri mereka sendiri dengan rasa takut, merasakan akhir mereka yang sudah dekat dan menyakitkan," tulisnya.
Dia juga merujuk pada Kanselir Jerman Friedrich Merz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, menyarankan bahwa orang Eropa harus "mencabik-cabik kepala orang-orang aneh seperti Merz dan Macron, yang menghasilkan uang dan mencetak poin politik berdasarkan darah."
Komentar Medvedev muncul di tengah meningkatnya ketegangan setelah serangkaian insiden drone di atas infrastruktur kritis, bandara, dan fasilitas militer di beberapa negara NATO dan Uni Eropa, termasuk Polandia, Estonia, Denmark, Jerman, dan Belgia sejak bulan lalu. Eropa sendiri menuduh Rusia sebagai dalang dari insiden ini.
Di postingan Telegram-nya, Medvedev menyajikan lima potensi penjelasan untuk drone. Ini termasuk provokasi oleh warga Ukraina, sel pro-Rusia di Uni Eropa, pengujian sistem pertahanan udara yang disengaja, hooligan lokal, dan Rusia. Namun, dia mengakhiri dengan pernyataan ambigu.
"Faktanya, penyebab kepanikan tentang 'drone Rusia' ini mungkin salah satu dari alasan yang disebutkan di atas atau kombinasi dari semuanya. Itu bukan poin utamanya."
Presiden Rusia Vladimir Putin menepis kecurigaan Barat akan keterlibatan Moskow dalam insiden drone tersebut sebagai "omong kosong" yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian publik dari masalah domestik.
"Klaim tersebut adalah bagian dari upaya NATO untuk mengobarkan ketegangan demi meningkatkan pengeluaran pertahanan," tegasnya.
Otoritas Eropa sendiri akan melanjutkan investigasi dan pemantauan untuk menentukan siapa dalang serangan drone tersebut. Sementara itu, NATO sedang mengerahkan pasukan dan jet tempur ke sisi timurnya sebagai respons terhadap ancaman yang diduga ditimbulkan oleh Rusia.
(tps/luc)