Malapetaka Mengintai, AHY Sebut Warga RI Terus Diuji Alam dan Zaman

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Senin, 06/10/2025 17:15 WIB
Foto: Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Perumahan Rakyat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam 54th EAROPH di Jakarta, Senin (6/10/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyoroti risiko besar yang dihadapi Indonesia di tengah gejolak perubahan iklim global dan kondisi geografis yang ada. Kata AHY, Indonesia berada di posisi yang sangat rentan terhadap bencana alam.

"Kita berada di Cincin Api Pasifik, menjadikan Indonesia salah satu negara paling rawan bencana di dunia. Gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami bukanlah kemungkinan jauh, melainkan bagian dari realitas hidup kita," kata AHY dalam 54th EAROPH di Jakarta, Senin (6/10/2025).

Lebih lanjut, ia menekankan ancaman terhadap keselamatan masyarakat kini bukan hanya datang dari pergerakan geologi, tapi juga dari dampak nyata perubahan iklim. Menurut AHY, perubahan ini tak hanya mengganggu pola hidup, tetapi mulai mengubah lanskap geografis Indonesia secara nyata.


"Krisis iklim pun tengah mengubah geografi dan cara hidup kita. Kenaikan permukaan laut mengancam kota-kota pesisir, dan Jakarta termasuk salah satu ibu kota yang tenggelam paling cepat di dunia. Banjir, kekeringan, dan gelombang panas semakin berdampak pada kesehatan, keselamatan, serta produktivitas rakyat," ungkapnya.

AHY juga menggarisbawahi kompleksitas Indonesia sebagai negara kepulauan yang sangat besar, dengan tantangan koordinasi yang tak ringan dalam membangun sistem ketahanan nasional.

"Indonesia, negara dengan lebih dari 280 juta penduduk, tersebar di lebih dari 17.000 pulau. Indonesia kaya akan keberagaman, kreativitas, dan ketangguhan, namun juga terus diuji oleh kekuatan alam dan perubahan zaman," ujarnya.

Masalah iklim kini sudah menembus batas-batas krisis sesaat dan berubah menjadi tantangan jangka panjang yang memerlukan pendekatan lintas sektor, termasuk soal tata kelola dan keuangan.

"Krisis iklim, banjir, kekeringan, dan gelombang panas kini bukan lagi peristiwa langka, melainkan kenyataan harian bagi jutaan orang. Kesenjangan ketahanan tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal tata kelola dan pembiayaan," kata AHY.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gempa Bumi M 6,5 Guncang Sumenep Madura, Sejumlah Rumah Rusak