Drone Misterius Teror Langit Eropa, Bandara Jerman Lumpuh
Jakarta, CNBC Indonesia - Bandara Munich terpaksa menunda penerbangan selama dua hari berturut-turut karena penampakan pesawat tak berawak (drone). Peristiwa tersebut menyebabkan sekitar 6.500 penumpang telantar.
Drone tak dikenal melintasi bandara di Denmark, Norwegia dan Polandia baru-baru ini dan menjadi yang kedua kalinya pada hari Jumat pukul 21.30 waktu setempat.
Akibat peristiwa tersebut sebanyak 23 penerbangan yang masuk dialihkan dan 12 penerbangan menuju Munich dibatalkan. Sementara ada sekitar 46 keberangkatan dari bandara tersebut yang harus dibatalkan atau ditunda.
Seorang juru bicara polisi mengatakan kepada AFP bahwa ada dua penampakan drone yang dikonfirmasi secara simultan oleh patroli polisi sebelum pukul 23.00 di sekitar landasan pacu utara dan selatan.
"Drone-drone itu segera menjauh, sebelum dapat diidentifikasi," mengutip The Guardian, Sabtu (4/10/2025).
Pihak bandara mengatakan telah bekerja sama dengan maskapai penerbangan untuk segera menyediakan fasilitas untuk para penumpang di terminal seperti tempat tidur kemah serta dengan selimut, minuman, dan makanan ringan.
Pihak bandara memperkirakan layanan akan dilanjutkan seperti biasa pada Sabtu pagi waktu setempat.
Sebelumnya, gangguan penerbangan telah terjadi pada hari Kamis yang menyebabkan lebih dari 30 penerbangan dibatalkan. Hal itu menyebabkan hampir sebanyak 3.000 penumpang terlantar.
Insiden pertama dimulai pada pukul 20.30 waktu setempat pada hari Kamis ketika polisi mengatakan bahwa pesawat tak berawak terlihat di daerah yang dengan bandara, termasuk kota Freising dan Erding.
Seperti diketahui, Erding memang menjadi tuan rumah bagi lapangan terbang yang digunakan oleh militer Jerman. Surat kabar Bild mengatakan beberapa drone terlihat terbang di atas fasilitas tersebut, meskipun polisi tidak dapat mengonfirmasi hal ini.
Drone pertama di dekat perimeter bandara terlihat sekitar pukul 21.05 pada hari Kamis, dan kemudian di atas kompleks bandara sekitar satu jam kemudian.
Penampakan tersebut berakhir sekitar tengah malam, namun tidak sampai menyebabkan penutupan kedua landasan pacu.
Helikopter kepolisian pun telah dikerahkan, namun tidak ada informasi yang jelas mengenai jenis dan jumlah drone tersebut.
Menteri Dalam Negeri Jerman, Alexander Dobrindt, mengatakan bahwa insiden pada malam pertama merupakan peringatan atas ancaman dari drone.
Kejadian itu terjadi ketika negara tersebut sedang merayakan hari Persatuan Jerman pada hari Jumat yang menjadi hari libur nasional bersamaan ketika Munich bersiap-siap untuk akhir pekan terakhir Oktoberfest, yang menarik ratusan ribu orang ke kota itu setiap hari.
Pesta bir dan pasar malam tahunan ini telah ditutup selama setengah hari pada hari Rabu setelah adanya ancaman bom.
Pemerintah Jerman diperkirakan akan menandatangani rencana perubahan undang-undang yang memungkinkan tentara dapat menembak pesawat tak berawak jika diperlukan.
Perdana Menteri negara bagian Bavaria, Markus Söder, mengatakan kepada Bild bahwa "kita harus dapat menembak [drone] dengan segera daripada menunggu, dan mengatakan bahwa polisi juga harus memiliki wewenang untuk melakukannya," sebutnya.
Penampakan drone di Denmark dan serangan udara di Estonia dan Polandia telah meningkatkan kekhawatiran bahwa serangan Rusia terhadap Ukraina dapat meluas ke perbatasan Eropa.
Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memperingatkan Eropa pada hari Kamis bahwa serangan pesawat tak berawak baru-baru ini menunjukkan bahwa Moskow ingin meningkatkan agresinya.
Jerman dalam keadaan siaga tinggi mengatakan bahwa segerombolan drone telah terbang di atas negara itu sejak minggu lalu, termasuk di atas lokasi militer dan industri.
Denmark juga meningkatkan kewaspadaan, dengan perdana menteri, Mette Frederiksen, dan menegaskan kembali pada minggu lalu bahwa hanya satu negara yang menimbulkan ancaman bagi keamanan Eropa, yaitu Rusia.
(luc/luc)