
Boeing Dihantam Masalah Terus, Pekerja Bakal Mogok Berbulan-bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa pembuat pesawat Amerika Serikat (AS), Boeing, kini dihantam persoalan lagi. Pemogokan di pabrik-pabrik yang membuat produk pertahanannya di wilayah St. Louis, akan berlanjut selama "berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan".
Hal ini terungkap dari memo internal, yang dimuat AFP, Jumat (3/10/2025). Namun perusahaan menjamin kebutuhan pelanggan akan tetap terpenuhi.
Pemogokan sebenarnya dimulai pada 4 Agustus dan melibatkan sekitar 3.200 pekerja di negara bagian Missouri dan Illinois di AS. Mereka tergabung dalam International Association of Machinists and Aerospace Workers (IAM) District 837.
Produk yang diproduksi di operasi Boeing di St. Louis meliputi pesawat tempur F-15 dan F-18, Sistem Pelatihan Pilot Canggih T-7 Red Hawk, dan pesawat nirawak MQ-25. Lokasi tersebut awalnya merupakan bagian dari perusahaan McDonnell Douglas, yang diakuisisi Boeing pada tahun 1997.
"Mengingat tindakan pimpinan serikat pekerja selama beberapa minggu terakhir, pemogokan ini dapat berlanjut selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan," kata seorang eksekutif senior Boeing di St. Louis, Dan Gillian, dalam memo itu.
"Oleh karena itu, perusahaan telah memutuskan untuk mengaktifkan fase kedua dari rencana manajemen krisisnya... termasuk merekrut lebih banyak pekerja pengganti dan mengidentifikasi lebih banyak tugas yang dapat dialihdayakan ke pihak ketiga," tambahnya.
"Saya tetap berkomitmen untuk menemukan jalan ke depan yang mengakhiri pemogokan ini," tegas Gillian lagi mencatat bahwa para pekerja yang mogok telah kehilangan upah rata-rata US$18.000 (Rp 299 juta).
Pemogokan ini terjadi setelah penghentian yang jauh lebih besar dalam bisnis penerbangan komersial Boeing yang melibatkan sekitar 33.000 pekerja. Pada tahun 2024, perusahaan menghentikan produksi di pabrik-pabrik di Pasifik Barat Laut selama lebih dari tujuh minggu.
Pemogokan tersebut, ditambah dengan beberapa penyelidikan keselamatan pesawat Boeing, yang dilakukan regulator AS. Hal ini menghambat produksi raksasa penerbangan AS tersebut selama setahun terakhir.
Pengiriman Boeing 777 Terlambat?
Kemarin, masih merujuk AFP, Bloomberg melaporkan potensi masalah produksi. Hal ini diyakini akan mempengaruhi pengiriman model Boeing 777X generasi terbarunya dari 2026 ke 2027.
Sebelumnya Juli, Indonesia juga dikabarkan akan membeli 50 pesawat Boeing, termasuk model 777. Ini menjadi bagian dari deal perdagangan RI-AS, untuk menurunkan tarif impor yang diberlakukan Presiden Donald Trump.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Pesawat Boeing Air India Jatuh Saat "Take Off", 260 Orang Tewas
