
Bulog Diperintahkan "Buru-Buru" Keluarkan Beras, Ada Masalah Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menugaskan Perum Bulog agar segera mengeluarkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang ada di gudang-gudang BUMN Pangan tersebut. Dalam catatan Bapanas per hari Selasa (30/9/2025), posisi CBP di gudang Bulog tercatat sebanyak 3,9 juta ton.
Sementara itu, mengacu data di situs resmi Bulog, hingga saat ini telah terserap 3,068 juta ton beras dari produksi gabah petani dalam negeri. Di saat bersamaan, realisasi penyaluran beras bantuan pangan 10 kg kepada sekitar 18,7 juta penerima sudah mencapai 363.941 ton. Sedangkan realisasi penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) adalah sebanyak 434.682 ton. Data dikutip hari ini, Kamis (2/10/2025 pukul 17.00 WIB).
"Jangan sampai stok ini tidak keluar, karena nanti di bulan Maret, April, waktunya menyerap panen hasil produksi dalam negeri," kata Arief dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (2/10/2025).
"Pokoknya target SPHP 1,3 juta ton harus diselesaikan. Masih sekitar 1 juta ton lagi sampai Desember. Realisasi SPHP hari ini dari awal tahun sudah 422 ribu ton," tambahnya.
Arief menegaskan, stok beras di Bulog memang harus selalu dijaga karena dibutuhkan pemerintah sebagai intervensi saat produksi dan konsumsi beras secara bulanan tidak seimbang.
Apalagi, imbuh dia, produksi pada akhir sampai awal tahun biasanya tidak setinggi periode lain.
"Pada momentum tersebut, harga beras kerapkali meninggi. Masyarakat memerlukan alternatif beras yang berkualitas baik, tapi masih dengan harga yang di bawah pasaran," ucapnya.
"Ini kita di bulan November, Desember, Januari, Februari tentunya produksi tidak setinggi kemarin. Itu yang harus diantisipasi oleh kita semua. November, Desember, Januari, Februari, antara kebutuhan dengan produksi itu tidak seimbang, sehingga stok Bulog yang sekarang ini adalah untuk meng-cover itu, sampai ada panen raya," terang Arief.
Tak hanya memerintahkan penyaluran, Arief juga meminta Bulog menjaga kualitas beras dan selalu memeriksa kondisi beras yang ada di gudang-gudang Bulog.
"Kita sudah minta kepada Direksi Bulog, pimca (pimpinan cabang), pimwil (pimpinan wilayah) untuk cek di setiap gudangnya. Tadi pagi juga saya komunikasi sama teman-teman Bulog. Tidak boleh ada beras yang jelek yang sampai keluar. Tapi kalau di gudang Bulog itu kan pasti ada yang perlu diproses, kan ada tahapannya. Tahapannya di reprocess dulu," tegas Arief.
"Intinya kalau beras yang dibagikan ke masyarakat harus bagus. Tidak boleh alasan apapun. Jadi Badan Pangan Nasional menugaskan Bulog untuk menyalurkan bantuan pangan. Itu harus bagus. Lalu pelaksanaan SPHP beras juga harus bagus. Tidak boleh ada yang kualitasnya jelek," ujar Arief.
Dia mengakui, di gudang pasti akan ada ada stok lama, pasti ada stok baru, pasti ada yang perlu dikenakan tindakan perbaikan atau peningkatan kualitas.
"Tapi kalau sampai ke customer harus bagus. Harus aman juga. Badan Pangan juga kirim tim ke Bulog untuk cek secara random. Apalagi gudangnya ada 1.580 sekian," kata Arief.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Stok Beras di Gudang Bulog Kalahkan Era Soeharto, di Cipinang Segini
