Usai Longsor 3 Minggu Lalu, Tambang Freeport Masih Setop Produksi

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Kamis, 02/10/2025 16:15 WIB
Foto: Situasi terkini penyelamatan 7 karyawan di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave Freeport Indonesia. Dok: PTFI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) memberikan kabar terbaru terkait insiden longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, yang terjadi pada 8 September 2025 lalu.

Sejak insiden longsor tambang bawah tanah lebih dari tiga pekan lalu itu, baru 2 jenazah korban yang ditemukan dari total 7 orang yang terjebak dalam kejadian tersebut. Freeport berhasil mengevakuasi 2 jenazah korban tersebut pada 20 September 2025 lalu.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan, pihaknya saat ini masih berusaha masuk ke wilayah yang diduga terdapat 5 orang yang masih terjebak.


Dan hingga saat ini, tambang GBC masih belum memulai operasi kembali.

"Dan produksi berhenti dari tanggal 9 September sampai hari ini masih berhenti. Kita jadi fokus untuk melakukan penyelamatan dari kelima orang yang masih terperangkap di dalam," kata Tony ditemui di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Kamis (02/10/2025).

Pihaknya memperkirakan bisa menembus lokasi yang diduga terdapat 5 korban lainnya dalam 4-5 hari ke depan.

"Mudah-mudahan mungkin sudah mendekat karena itu kan longsorannya. Jadi memang agak sulit untuk masuk ke nembusnya. Jadi mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama lagi, mungkin 4-5 hari lagi kita akan bisa masuk, bisa sampai ke lokasi yang diduga mereka berada," tambahnya.

Tony menjelaskan, sampai sebelum insiden longsor tersebut terjadi, produksi bijih tembaga dari tambang bawah tanah Grasberg ini sudah mencapai sekitar 66% dari target produksi tahun 2025 ini.

"Kita belum ngitung. Kita belum ngitung. Tapi kan kalau dilihat dari prosesnya ini tahun, udah bulan ke-8 kan udah, kalau itu dua per tiga ya? Sudah 66%, itu dari hitungan bulan ya. Jadi ya kira-kira mungkin nggak jauh dari situ," ungkapnya saat ditanya terkait efek terhadap produksi.

Seperti diketahui, terdapat 7 karyawan terjebak dalam insiden longsoran di tambang bawah tanah Freeport pada 8 September 2025 lalu. Dua korban sudah berhasil dievakuasi pada Sabtu, 20 September 2025, pukul 08.45 WIT.

Adapun dua jenazah korban yang berhasil dievakuasi pada Sabtu (20/09/2025) lalu yaitu:

1. Saudara Wigih Hartono, Electrician, PT Cita Contract

2. Saudara Irawan, Electrician, PT Cita Contract

Dari tujuh korban yang terjebak tersebut, dua di antaranya merupakan Warga Negara Asing (WNA), yakni asal Chili dan Afrika Selatan.

Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, insiden terjadi di blok produksi PB1C, salah satu dari lima blok utama di GBC. Namun di sisi lain, dampak longsoran turut memengaruhi infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung blok produksi lain di GBC.

Pemulihan bertahap GBC ditargetkan dimulai paruh pertama 2026, melalui tiga blok produksi yakni PB2 dan PB3, disusul PB1S pada paruh kedua 2026 dan sisanya PB1C pada tahun 2027.

"Pemulihan dan peningkatan produksi GBC dijadwalkan dimulai secara bertahap pada paruh pertama 2026," tulis keterangan resmi Freeport-McMoRan Inc. (FCX), dikutip Jumat (26/9/2025).

Dengan kondisi tersebut, produksi bijih tembaga dari tambang Freeport pada 2026 diperkirakan 35% lebih rendah dibanding estimasi sebelum terjadinya insiden ini, yang sebelumnya ditargetkan mencapai 1,7 miliar pon tembaga dan 1,6 juta ounce emas.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Emas Terus Naik, Jadi Pemicu Inflasi 25 Bulan Beruntun