
Salip AS, China Tiba-Tiba Buat Teknologi 'Iron Dome' Bak Israel

Jakarta, CNBC Indonesia - Perlombaan pengembangan sistem pertahanan rudal global memasuki babak baru. Terbaru, China dilaporkan sedang merancang teknologi pertahanan bak Iron Dome milik Israel.
Menurut laporan South China Morning Post (SCMP), China telah berhasil mengembangkan prototipe sistem pertahanan rudal tersebut. Sebuah tim peneliti di bawah pimpinan Li Xudong dari Nanjing Electromagnetic Technology Research Institute telah menciptakan "platform big data peringatan dini terdistribusi" yang kini telah diserahkan kepada Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Platform ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan melacak hingga 1.000 rudal yang mengarah ke China secara real-time dari lokasi mana pun di dunia. Dengan memanfaatkan teknologi integrasi data canggih dan kecerdasan buatan (AI), sistem ini mampu mengolah data dari beragam sensot, termasuk satelit dan radar, untuk menentukan lintasan, jenis, dan tingkat ancaman rudal secara cepat.
Sistem ini sendiri dirancang setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan adanya sistem serupa yang disebut Golden Dome. Meskipun SCMP mencatat bahwa platform ini masih dalam tahap pengembangan awal, media tersebut menegaskan hal ini masih selangkah lebih maju dari Washington.
"AS baru menyajikan sebuah konsep, sementara China sebenarnya sudah mengimplementasikannya terlebih dahulu," tulis laporan media itu yang juga dikutip kantor berita Korea Selatan, Chosun Daily, Rabu (1/10/2025).
AS sendiri masih berada dalam tataran konsep untuk hal ini Rencana ini bertujuan untuk membangun sistem pertahanan berlapis di luar angkasa yang melibatkan lebih dari 1.000 satelit untuk mencegat serangan nuklir dan rudal balistik.
Namun, realisasinya masih jauh dari harapan. Laporan Pusat Kontrol Senjata dan Non-Proliferasi Angkatan Darat AS menyebutkan bahwa proyek ini bahkan belum mencapai tahap desain rinci dan baru akan mencapai tingkat yang bisa didemonstrasikan pada akhir 2028.
Proyek ini juga dibayangi oleh kontroversi biaya yang sangat besar. Angka investasi US$ 175 miliar (Rp 2.915 triliun) yang diumumkan Presiden Donald Trump berbeda jauh dengan estimasi Kantor Anggaran Kongres AS yang mencapai US$ 831 miliar (Rp 13.846 triliun).
Di sisi lain, Taiwan tidak tinggal diam. Seorang legislator dari partai berkuasa, Wang Dingyu, mengumumkan bahwa Taiwan berencana membangun "Golden Dome versi Taiwan."
Langkah ini diambil untuk semakin memperkuat pertahanan pulau tersebut dengan mengintegrasikan seluruh sistem pertahanan udaranya ke dalam satu pusat komando terpadu. Tujuannya adalah untuk menciptakan jaringan pertahanan rudal yang independen dan efektif, sebuah langkah yang dipastikan akan semakin memperumit lanskap keamanan di kawasan Asia Timur.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Mau Buat Golden Dome, Begini Reaksi China
