Shutdown Pemerintahan AS, Ini yang Bakal Terjadi Selanjutnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Kebuntuan politik di Kongres Amerika Serikat berujung pada penghentian sementara operasional pemerintah federal (shutdown), Rabu (1/10/2025) dini hari waktu setempat.
Gagalnya Partai Republik dan Demokrat menyepakati anggaran sebelum tenggat membuat jutaan warga Amerika kini menghadapi ketidakpastian, mulai dari pekerja federal yang berisiko kehilangan pendapatan hingga pasar yang terancam kehilangan data ekonomi vital.
Ratusan ribu pegawai pemerintah federal diperkirakan akan terkena furlough atau dirumahkan sementara. Namun, sebagian yang dianggap "esensial" tetap diwajibkan bekerja tanpa menerima gaji hingga kebuntuan politik teratasi.
Kondisi ini dinilai makin keras karena pemerintahan Presiden Donald Trump kali ini meminta lembaga federal mempertimbangkan pemutusan hubungan kerja permanen, bukan sekadar penundaan pembayaran.
Federasi Pegawai Pemerintah Amerika (AFGE) mengecam keras kebijakan itu. "Pegawai federal bukan pion politik. Mereka bukan alat tawar-menawar," tegas Presiden AFGE, Everett Kelley, yang mendesak Kongres segera mencari kompromi, dilansir AFP.
Layanan Publik Terancam Lumpuh
Walau manfaat jaminan sosial seperti Social Security dan Medicare tetap berjalan karena tidak membutuhkan persetujuan tahunan, sejumlah layanan publik lain bakal terdampak. Dinas Taman Nasional (NPS) menjadi salah satu yang paling terancam.
Pada penutupan tahun 2013, NPS menutup akses jutaan pengunjung ke ratusan taman, monumen, dan situs bersejarah. Namun, dalam shutdown 2018-2019, pemerintahan Trump memilih tetap membuka akses, meski banyak staf tidak bekerja. Keputusan itu justru berujung pada kerusakan lingkungan.
"Jika taman tetap dibuka tanpa staf yang cukup, situs-situs itu akan sangat rentan," ujar Asosiasi Konservasi Taman Nasional, menyerukan agar taman ditutup penuh jika shutdown berlangsung lama.
Selain itu, pegawai di bidang pengendalian lalu lintas udara dan aparat penegak hukum dipastikan tetap bekerja, meski gaji mereka baru dibayarkan setelah pemerintah kembali beroperasi. Para analis memperingatkan hal ini bisa menekan keuangan pribadi ribuan keluarga pekerja federal jika penutupan berlanjut lebih dari satu siklus gajian, yakni 2 pekan.
Durasi Tak Pasti, Risiko Besar
Belum ada kepastian berapa lama penutupan ini akan berlangsung. Shutdown terdahulu semasa Trump pada 2018-2019 berlangsung hingga 35 hari, menjadi yang terpanjang dalam sejarah AS.
Max Stier, Presiden Partnership for Public Service, menilai dampak shutdown sering kali lebih merusak dalam jangka panjang. "Ia mengganggu investasi yang dibutuhkan agar pemerintahan bisa berjalan dengan baik dari waktu ke waktu," ujarnya.
Jika penutupan berlangsung lebih dari dua minggu, tekanan publik untuk membuka kembali pemerintah akan semakin besar.
Dampak Ekonomi
Sejumlah ekonom memperingatkan potensi guncangan ekonomi. Kathy Bostjancic dan Oren Klachkin dari Nationwide memperkirakan shutdown dapat mengurangi pertumbuhan PDB AS sebesar 0,2 poin persentase untuk setiap pekan berlangsung.
Carl Weinberg dari High Frequency Economics menambahkan, jika benar terjadi PHK kali ini, "jalan kembali menuju pemerintahan yang berfungsi akan lebih panjang dan berliku."
Selain menekan pekerja, shutdown juga memutus aliran data ekonomi yang sangat penting bagi pelaku pasar. Departemen Tenaga Kerja diperkirakan menunda publikasi laporan ketenagakerjaan bulanan yang seharusnya dirilis Jumat ini. Biro Statistik Tenaga Kerja juga tidak bisa mengolah data lanjutan jika kegiatan operasional dihentikan.
Stephen Innes dari SPI Asset Management menegaskan, meskipun pasar keuangan biasanya tidak langsung terpukul akibat shutdown, situasi bisa menjadi lebih bergejolak karena hilangnya data terbaru. "Pasar lebih membenci ketidakpastian ketimbang berita buruk," ujarnya.
Bayang-Bayang Tekanan Politik
Dengan shutdown resmi dimulai, tekanan kini mengarah ke Gedung Putih dan Kongres untuk segera mencapai kompromi. Namun, selama kebuntuan belum terpecahkan, jutaan warga AS harus menanggung ketidakpastian: taman nasional berpotensi ditutup, laporan ekonomi vital berhenti mengalir, hingga pekerja penting tetap berjaga tanpa kepastian kapan gaji mereka kembali masuk rekening.
(luc/luc)