
Deal! Trump Pulangkan Ratusan Warga Iran, Begini Sikap Teheran

Jakarta, CNBC Indonesia - Teheran mengonfirmasi bahwa ratusan warga Iran akan dipulangkan dari Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari ke depan, sebagai bagian dari kebijakan keras Presiden Donald Trump terkait imigrasi. Kepastian itu menandai salah satu langkah deportasi terbesar terhadap warga negara Iran dalam beberapa dekade terakhir.
Pejabat konsuler Kementerian Luar Negeri Iran Hossein Noushabadi mengatakan kelompok pertama terdiri dari 120 orang yang akan segera diterbangkan ke Teheran.
"Sebanyak 120 orang seharusnya dideportasi dan diterbangkan pulang dalam beberapa hari mendatang," ujar Noushabadi kepada kantor berita Tasnim, sebagaimana dikutip AFP, Selasa (30/9/2025).
Menurutnya, otoritas imigrasi Amerika Serikat telah memutuskan untuk mendeportasi sekitar 400 warga Iran, sebagian besar karena masuk ke AS tanpa dokumen resmi. "Layanan imigrasi AS telah memutuskan untuk mendeportasi sekitar 400 orang Iran yang saat ini berada di Amerika Serikat, sebagian besar setelah masuk secara ilegal," jelasnya.
Laporan The New York Times menyebut sekitar 100 warga Iran yang sebelumnya mencari suaka di Amerika kini juga termasuk dalam daftar deportasi. Media itu menambahkan langkah ini merupakan hasil dari sebuah kesepakatan langka antara Washington dan Teheran, yang tercapai setelah berbulan-bulan negosiasi intensif antara dua negara yang selama ini dikenal bermusuhan.
Masih menurut The New York Times, sebuah pesawat yang disewa pemerintah Amerika telah lepas landas dari negara bagian Louisiana pada Senin malam waktu setempat. Pesawat itu dijadwalkan mendarat di Teheran pada Selasa setelah transit di Qatar.
Deportasi massal ini digambarkan media tersebut sebagai "dorongan paling tegas dari pemerintahan Trump untuk mendeportasi migran bahkan ke negara-negara dengan kondisi hak asasi manusia yang keras."
Langkah pengusiran terhadap warga Iran sebenarnya bukan hal baru. Awal tahun ini, Amerika Serikat juga telah mendeportasi sejumlah warga Iran ke negara-negara Amerika Tengah, termasuk Kosta Rika dan Panama. Banyak dari mereka disebut sebagai penganut Kristen.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kado Pahit untuk Trump, Turis Asing Mulai Boikot AS
