Bosch Mau PHK 13.000 Karyawan, Ternyata Ini Penyebabnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan teknologi asal Jerman, Bosch berencana melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 13.000 karyawannya.
Perusahaan tersebut sebelumnya mengatakan bahwa mereka akan "menghemat setiap sen" di tengah kondisi pasar yang sangat kompetitif karena menurunnya permintaan dan hambatan perdagangan yang memperburuk iklim bisnis yang sudah menantang.
Laporan Reuters mengungkap bahwa Bosch menanggung beban biaya berlebih sekitar 2,5 miliar euro per tahun yang harus segera ditutup. Karenanya, perusahaan harus melakukan langkah efisiensi, termasuk pemutusan hubungan kerja, pemangkasan biaya material dan operasional, pengurangan investasi fasilitas dan bangunan, serta penyederhanaan logistik dan rantai pasok.
Pemangkasan karyawan akan dilakukan secara bertahap di sejumlah lokasi di Jerman hingga 2030. Perusahaan beralasan ada kelebihan kapasitas di bidang administrasi, penjualan, pengembangan, maupun produksi akibat permintaan yang melemah.
"Kami sangat perlu meningkatkan daya saing kami di sektor mobilitas dan terus mengurangi biaya secara permanen," kata Stefan Grosch, anggota dewan manajemen dan direktur hubungan industrial. "(PHK) ini sangat menyakitkan bagi kami, tetapi sayangnya tidak ada jalan lain."
CEO Stefan Hartung mengatakan kepada Reuters bahwa akan ada "penyesuaian struktural." Dia sendiri memperkirakan pendapatan Bosch akan tumbuh sekitar 2% pada 2025 dari 90,5 miliar euro tahun lalu.
Bosch tahun lalu memiliki sekitar 418.000 karyawan di seluruh dunia.
(hsy/hsy)