Chaos! Warga Ibu Kota Mengamuk, Mal Dibakar-Jam Malam Ditetapkan
Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang protes besar-besaran meletus di ibu kota Madagaskar, Antananarivo, Kamis (25/9/2025), dipicu oleh krisis listrik dan air bersih yang berkepanjangan. Aksi ribuan warga, sebagian besar anak muda, berujung ricuh hingga memaksa otoritas memberlakukan jam malam dari pukul 19.00 hingga 05.00 demi menjaga ketertiban umum.
Seorang saksi mata Reuters melaporkan polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang membawa poster dan meneriakkan tuntutan agar pasokan listrik dan air segera dipulihkan. Para demonstran juga melancarkan kecaman langsung terhadap pemerintah Presiden Andry Rajoelina, yang terpilih kembali pada 2023, karena dianggap gagal memperbaiki kondisi hidup rakyat.
"Kami membutuhkan air, kami membutuhkan listrik," teriak para pengunjuk rasa dalam pawai menentang larangan polisi.
Namun, protes yang bermula damai itu berubah menjadi aksi anarkis. Sebuah pusat perbelanjaan besar di ibu kota dilaporkan dijarah dan dibakar, sementara rumah dua anggota parlemen turut diserang serta dirusak. Setelah dibubarkan aparat, massa berpencar ke berbagai lingkungan di Antananarivo dan melanjutkan aksi.
Jenderal Angelo Ravelonarivo, pimpinan badan keamanan gabungan yang mencakup polisi dan militer, menyampaikan pernyataan resmi di televisi swasta Real TV. "Sayangnya ada individu yang memanfaatkan situasi untuk merusak harta benda orang lain," ujarnya.
Ia menegaskan langkah jam malam diperlukan untuk melindungi masyarakat. "Untuk melindungi penduduk dan barang-barang milik mereka, pasukan keamanan memutuskan memberlakukan jam malam dari pukul 19.00 hingga 05.00 sampai ketertiban umum dipulihkan," kata Ravelonarivo.
Sementara itu, juru bicara pasukan keamanan, Zafisambatra Ravoavy, tidak dapat segera dimintai keterangan. Namun sehari sebelumnya, Kepala Kepolisian Nasional Jean Herbert Andriantahiana Rakotomalala sudah memberi peringatan keras.
"Pasukan keamanan akan mengambil tindakan pencegahan tegas terhadap siapa pun yang tergoda melanggar hukum," tegasnya.
Madagaskar, negara kepulauan di Samudra Hindia, sudah lama terjebak dalam kemiskinan struktural. Banyak warga menuding pemerintah lalai menangani layanan dasar, termasuk kebutuhan vital listrik dan air bersih, sehingga ketidakpuasan sosial makin memuncak.
(luc/luc)