Purbaya: Kondisi Global Tidak Seburuk yang Ditakutkan

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
25 September 2025 12:15
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam memberi pemaparan APBN Kita di Kantor kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, (22/9/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam memberi pemaparan APBN Kita di Kantor kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, (22/9/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menepis narasi yang selama ini berkembang di masyarakat, tentang kondisi perekonomian global yang memburuk hingga mengancam aktivitas ekonomi domestik.

Purbaya mengatakan, merujuk pada data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur global, terus mengalami perbaikan hingga saat ini ke level ekspansif, yaitu 50,9. Meskipun risiko global masih ada seperti perang tarif dagang hingga konflik geopolitik.

"Jadi sepertinya global tidak seburuk yang ditakutkan selama ini," kata Purbaya saat konferensi pers APBN edisi September 2025, dikutip Kamis (23/9/2025).

Dari dalam negeri, ia mengatakan, pemulihan aktivitas ekonomi juga terus terjadi, yang tercermin dari data PMI Manufaktur ke level 51,5 bersama dengan negara lain, seperti Thailand di level 52,7, Filipina 50,8. PMI Manufaktur Indonesia ia akui sempat tertekan pada periode April-Juni 2025 di zona kontraksi dalam.

Melemahnya aktivitas ekonomi domestik pada periode April-Juni 2025 ia sebut dipicu oleh kesalahan kebijakan peredaran uang primer atau M0 yang justru mengalami kemerosotan, setelah adanya pertumbuhan tinggi pada awal tahun ini.

"Karena memang pada waktu itu digenjot uang sampai dengan bulan April. Ada delay-nya April, Mei, Juni, Juli. Biasanya 3 bulan April, Mei, Juni, Juli, habis itu habis. Mei digenjot lagi ke bawah, uangnya sehingga uang melambat," paparnya.

Meski begitu, di bawah kepemimpinannya sebagai menteri keuangan, Purbaya memastikan ke depan aktivitas ekonomi akan terus pulih didorong kebijakan ekspansi fiskal pemerintah dan bantuan kebijakan ekspansi moneter BI.

Didukung oleh masuknya siklus ekspansi bisnis di global setelah mengalami tekanan selama 10 tahun terakhir.

"Mereka di global mulai recover, dan kalau hitungan saya enggak salah, recover-nya akan lama. Siklus bisnis itu kan Amerika itu 10 tahun. Mereka mulai ekspansi 2023, harusnya sampai 2030 akan aman. Jadi inilah environment global yang kita hadapi ke depan," ungkap Purbaya.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Ungkap Efek Perang Iran-Israel ke Manufaktur RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular