Purbaya Mau Ngerem Utang Tahun Depan, Gimana Caranya?

Arrijal Rachman , CNBC Indonesia
Kamis, 25/09/2025 09:30 WIB
Foto: Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam memberi pemaparan APBN Kita di Kantor kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, (22/9/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan pihaknya ingin mengurangi penarikan utang baru pada tahun depan. Alih-alih menarik utang, Purbaya bakal mengandalkan pertumbuhan ekonomi bersumber dari pendapatan.

Adapun, dalam buku II Nota Keuangan, tercantum target pernarikan utang baru pada tahun depan sebesar Rp 781,9 triliun.


"Kalau saya lihat ke depan, harusnya kita tidak akan terpaksa menambahkan utang lebih. Karena saya akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat, sehingga dengan APBN yang sama, saya akan mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan pendapatan pajak yang lebih tinggi," kata Purbaya setelah menghadiri Rapat Paripurna DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Kamis (25/9/2025).

Purbaya yakin jika ekonomi Indonesia tumbuh dengan cepat dan tinggi, maka pemerintah tidak perlu mengandalkan utang. Menurutnya, hanya dengan menciptakan iklim perekonomian yang bisa tumbuh dengan cepat, otomatis penerimaan negara akan ikut terkerek sebagai andalan untuk memenuhi kebutuhan belanja negara.

"Kalau saya lihat ke depan, harusnya kita enggak akan terpaksa menambahkan utang lebih, karena saya akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat, sehingga dengan kondisi APBN yang sama, saya akan mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan pendapatan pajak yang lebih tinggi," tegasnya.

Oleh sebab itu, ia memastikan pemerintah ke depannya tak akan lagi menahan terlalu lama belanja negara untuk menstimulasi pergerakan roda ekonomi.

Pada masa awal menjabat sejak dilantik sebagai Menteri Keuangan pada awal September 2025, ia bahkan langsung mengeluarkan kebijakan pemindahan dana menganggur pemerintah di Bank Indonesia senilai Rp 200 triliun ke perbankan supaya menumbuhkan lebih cepat peredaran uang primer atau M0.

"Saya pikir dengan memanage uang yang betul, yang baik, di mana uang pemerintah tidak mengganggu ekonomi, itu saja sudah tambahan sedikit, cukup signifikan ke pertumbuhan ekonomi, dan otomatis ke pendapatan pajak kita," ungkap Purbaya.

Ia pun optimistis total pendapatan negara ke depan akan terus menjadi andalan utama pemerintah dalam membiayai belanja negara, bukan lagi utang. Sebab, ia mengaku telah memiliki perhitungan setiap 1% pertumbuhan ekonomi didorong akan ada dana Rp 220 triliun dari pajak yang akan diperoleh pemerintah.

"Kalau saya enggak salah hitung, setiap tumbuh 1%, tambahan lebih 1% ekonomi, saya dapat tambahan income sekitar Rp 220 triliun atau lebih. Jadi, itu yang kita kejar. Kalau tambah setengah persen (0,5%), income saya tambah Rp 110 triliun. Jadi, itu yang kita kejar nanti," ungkapnya.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RAPBN 2026 Dirombak & Belanja Naik Rp56,2 T, Apa Urgensinya?