Internasional

Pidato Trump di PBB Dipenuhi Klaim Palsu dan Menyesatkan? Ini Faktanya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 24/09/2025 13:40 WIB
Foto: Presiden AS Donald Trump berpidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-80, di New York City, New York, AS, 23 September 2025. (REUTERS/Alexander Drago)
Dafar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Selasa (23/9/2025), menuai kritik tajam.

Analis menilai pidato tersebut dipenuhi klaim palsu dan menyesatkan, mulai dari isu imigrasi, inflasi, perubahan iklim, hingga perannya dalam menyelesaikan konflik global.

Berikut beberapa klaim Trump:


Klaim Mengakhiri Tujuh Perang

Dalam pidatonya, Trump berujar, "Saya mengakhiri tujuh perang, dan dalam semua kasus, perang itu berkecamuk, dengan ribuan orang yang tak terhitung jumlahnya terbunuh. Ini termasuk Kamboja dan Thailand, Kosovo dan Serbia, Kongo dan Rwanda, Pakistan dan India, Israel dan Iran, Mesir dan Etiopia, serta Armenia dan Azerbaijan."

Namun, catatan menunjukkan beberapa konflik yang disebut tidak pernah benar-benar terjadi atau berakhir di masa kepemimpinannya.

"Perjanjian damai yang diklaim Trump terasa seperti mimpi jauh, mengingat puluhan kelompok milisi di Kongo masih terlibat dalam pertempuran mematikan," tulis laporan CNN international.

Data Imigrasi yang Digelembungkan

Trump juga menyerang kebijakan imigrasi Joe Biden. "Baru setahun yang lalu, jutaan orang berdatangan, total 25 juta orang selama empat tahun pemerintahan Biden yang tidak kompeten," ujarnya.

Faktanya, data Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) mencatat jumlah "pertemuan" migran selama periode tersebut kurang dari 11 juta.

"Angka Trump sama sekali tidak masuk akal. Ia menggelembungkan data jauh di atas kenyataan," tegas Aaron Reichlin-Melnick, peneliti senior di Dewan Imigrasi Amerika.

Ekonomi: Inflasi dan Harga Pangan

Trump mengeklaim dirinya berhasil mengatasi inflasi dan menekan biaya hidup. "Inflasi telah dikalahkan. Di bawah kepemimpinan saya, harga bahan makanan turun dan tagihan listrik kami jatuh drastis," kata Trump.

Namun, Indeks Harga Konsumen menunjukkan inflasi Agustus justru naik ke 2,9%, sementara harga bahan makanan rata-rata meningkat 1% sejak ia kembali ke Gedung Putih.

"Tagihan listrik juga melonjak lebih dari 6% dibanding tahun lalu, berbanding terbalik dengan klaim Trump," jelas analis data G. Elliott Morris.

Lingkungan: Klaim "Hoaks Perubahan Iklim"

Trump kembali menyampaikan retorika lama terkait isu iklim. "Perubahan iklim adalah penipuan terbesar yang pernah dilakukan di dunia. Semua prediksi PBB salah dan tidak ada satupun yang terbukti," tegasnya.

Padahal, konsensus ilmiah global menyatakan pemanasan bumi nyata dan disebabkan aktivitas manusia. Laporan Panel Antarpemerintah PBB untuk Perubahan Iklim (IPCC) 2023 menegaskan: "Antara 91% hingga 100% ilmuwan sepakat perubahan iklim disebabkan manusia."

Geopolitik & Perdagangan

Trump juga menyinggung soal Eropa, Rusia, dan energi dalam pidatonya. "Eropa kini makmur karena Amerika. Rusia tidak berani melangkah lebih jauh karena kepemimpinan saya. Dan kita, Amerika, adalah kekuatan energi terbesar dunia," katanya dengan lantang.

Namun, analis menilai klaim ini dilebih-lebihkan. Invasi Rusia ke Ukraina masih berlangsung dan Eropa justru mengalami krisis energi akibat perang tersebut.

"Trump menggunakan narasi kemenangan yang tidak sesuai dengan realitas geopolitik," ujar seorang analis dari Brookings Institution.


(tfa/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Prabowo Tiba di New York AS, Akan Pidato di Sidang Umum ke-80 PBB