
Purbaya: Gak Guna Hemat Uang Tapi Keributan di Mana-mana

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengusulkan pelebaran defisit postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 karena naiknya rencana belanja negara pada tahun depan.
Mulanya, target defisit dalam RAPBN 2026 adalah senilai Rp 638,8 triliun atau setara 2,48% dari produk domestik bruto (PDB). Meski begitu, saat ini menjadi Rp 689,1 triliun atau setara 2,68% PDB.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai pelebaran defisit tersebut disebabkan oleh keputusan pemerintah untuk memilih menambah belanja negara dibandingkan menekan defisit anggaran.
Dengan demikian, beban yang akan diterima oleh masyarakat seperti pajak tidak bertambah.
"Karena belanja lebih tinggi. Tapi begini, itu kan ada aspirasi masyarakat, yang anda lihat kan daerah-daerah terpaksa menaikkan pajak, pbb dan lain-lain yang amat tinggi sekali, sehingga menimbulkan instability," ujar Purbaya di Istana Negara dikutip Senin (22/9/2025).
Dirinya menekankan bahwa pemerintah lebih memilih menambah alokasi transfer ke daerah agar pemerintah daerah memiliki cukup ruang fiskal untuk membangun dan menjalankan programnya.
"Sehingga kerentanan tadi bisa diredam sedikit. Jadi kita nggak ada gunanya menghemat uang, kalau keributan di mana-mana dan kita nggak bisa ngebangun," ujarnya.
Purbaya mengakui langkah ini terlihat seperti menambah beban defisit, namun diyakininya akan membawa keuntungan lebih besar dalam jangka menengah-panjang. Stabilitas sosial dan ekonomi menurutnya menjadi kunci untuk menjaga momentum pertumbuhan.
"Ini sepertinya rugi, tapi sedikit nanti untungnya banyak ketika ekonomi stabil. Saya bukan orang baik, saya orang pelit. Ketika saya kasih uang, saya orang baik, bukan saya orang pelit. Jadi kalau saya ngeluarin uang, saya pengen return yang besar," tegasnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Kata Menkeu Purbaya Soal Target Ekonomi Tumbuh 8%
