Rusia Terobos Wilayah NATO, Jerman Kerahkan Jet Tempur
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan di kawasan Baltik kembali meningkat setelah dua jet tempur Eurofighter milik Jerman dikerahkan pada Minggu (21/9/2025) untuk mencegat pesawat pengintai Rusia di atas Laut Baltik.
Langkah itu diambil di tengah serangkaian pelanggaran udara yang dituduhkan kepada Moskow, hingga memicu Estonia mengumumkan akan menggelar rapat darurat Dewan Keamanan PBB.
Angkatan Udara Jerman menyebut pesawat Rusia jenis Il-20M terdeteksi terbang di wilayah udara internasional dengan transponder dimatikan dan mengabaikan permintaan kontak.
"Eurofighter segera lepas landas dari pangkalan udara Rostock-Laage untuk menghadang pesawat tersebut," demikian pernyataan resmi militer Jerman, dilansir The Guardian.
Insiden itu terjadi hanya dua hari setelah tiga jet tempur MiG-31 Rusia dituding melanggar wilayah udara Estonia di Teluk Finlandia. Moskow membantah tuduhan tersebut.
Menteri Luar Negeri Estonia, Margus Tsahkna, menilai pelanggaran itu bukan kejadian tunggal. "Ini bagian dari pola eskalasi yang lebih luas oleh Rusia, baik di kawasan maupun secara global," ujarnya.
Ia menyebut pelanggaran juga terjadi di wilayah Polandia dan Rumania. "Perilaku ini membutuhkan respons internasional," tambah Tsahkna.
Tallinn telah meminta konsultasi di bawah Pasal 4 NATO, yang memungkinkan negara anggota menggelar pertemuan ketika merasa keamanan mereka terancam. Menteri Pertahanan Estonia, Hanno Pevkur, menegaskan bahwa aksi Rusia bertujuan mengalihkan perhatian Barat.
"Inilah yang Rusia inginkan-membuat kita sibuk di halaman belakang kita sendiri dan melupakan Ukraina," katanya.
Presiden Latvia, Edgars Rinkēvičs, memperingatkan adanya risiko "konflik serius" jika Rusia terus melakukan provokasi.
"Rusia melakukan secukupnya agar terlihat tidak terlalu jauh. Namun dengan logika berpikir Rusia dan ketidakmampuan di berbagai level, konflik bisa saja terjadi. Tanggung jawab akan ada di Kremlin," tulisnya di Facebook.
Sementara itu, Presiden Ceko, Petr Pavel, mendesak NATO untuk bersatu menghadapi agresi Rusia. "Sayangnya ini menyeimbangkan di tepi konflik, tetapi menyerah pada kejahatan tidak mungkin dilakukan," tegasnya.
Ketika ditanya apakah Amerika Serikat siap membela negara-negara Eropa dari agresi Rusia, Presiden Donald Trump menjawab singkat: "Ya, saya akan."
Meski begitu, ia mengaku belum mendapat laporan detail mengenai insiden pelanggaran udara terbaru. Trump sebelumnya mengatakan "tidak suka" dengan manuver jet Rusia.
(luc/luc)